Tari Serimpi, Tarian Khas Keraton Yogyakarta

3
670

Tari Serimpi adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa. Karena itulah Tarian ini sering juga disebut dengan tari Jawa klasik yang berasal dari Kraton. Maka dari itulah tari ini masih sering ditampilkan di Kraton Yogyakarta dan Kraton Solo.

Selain itu Tari Serimpi ini juga memiliki beberapa ciri khas yang membedakan tarian ini dengan tari Jawa klasik lainnya, yaitu jumlah penarinya hanya 4 orang saja. Dan untuk makna dari tarian ini adalah melambangkan kesopanan dan juga kelembutan yang dapat dilihat dari gerakan yang dilakukan oleh keempat penari serimpi.

Tari Serimpi ini juga memiliki kedudukan yang sama dengan tari pakarena yang berasal dari daerah Makassar.

Tarian Khas Keraton

Tari Serimpi ini juga bukan merupakan tarian yang bisa ditampilkan kapanpun. Karena tari ini memiliki tempat yang sangat istimewa di Kraton Yogyakarta. Sebab Tarian ini memiliki sifat yang sakral. Jadi Anda tidak bisa dengan mudah melihat penampilan tarian ini.

Selain itu karena tarian ini bersifat sakral maka orang – orang yang bisa menarikan tarian ini juga haruslah orang – orang yang terpilih oleh Kraton.

Dengan berkembangnya zaman Tari Serimpi ini juga mengalami banyak sekali perkembangan terutama dalam sisi durasi pertunjukan atau pementasan. Contohnya seperti Tari Serimpi Gondokusuman yang awalnya 60 menit dipersingkat menjadi 15 menit.

Selain itu Tari Serimpi Anglirmendhung yang juga dipersingkat menjadi 11 menit. Selain waktu pementasan tarian ini juga memiliki perkembangan pada bagian baju yang dikenakan oleh si penari.

Sejarah Tari Serimpi

Untuk sejarahnya sendiri Tari Serimpi ini bermula dari masa kejayaan sultan agung yaitu pada tahun 1614 – 1646. Selain itu tarian ini juga dianggap sakral karena hanya akan dipentaskan jika ada peristiwa atau upacara penting di Kraton contohnya seperti pengangkatan sultan dan ritual kenegaraan lainnya.

Hingga pada tahun 1775 kerajaan Mataram terpecah menjadi dua yaitu Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta. Nah perpecahan tersebut juga berdampak pada Tari Serimpi. Selain itu mulai tahun 1920 tari ini juga sudah mulai dimasukkan ke dalam mata pelajaran di Sekolah Taman Siswa dan juga perkumpulan seni tari dan karawitan di Yogyakarta.

Filosofi Tari Serimpi

Lalu jika dilihat dari segi filosofi sendiri empat penari serimpi melambangkan api, air udara dan bumi. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa empat penari serimpi melambangkan 4 pilar dalam sebuah pendopo.

Untuk tema dari Tari Serimpi sendiri menunjukkan atau menggambarkan sebuah pertikaian yang terjadi antara kebaikan dan keburukan atau antara benar dan salah. Maka dari itu biasanya keempat penari serimpi akan berperan sebagai Gulu, Batak, Buncit dan Dhada.

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here