Wisata Alam Sanghyang Heuleut

0
305

Wisata Alam Sanghyang Heuleut | Kota Bandung provinsi Jawa Barat merupakan sebuah kota siang juga sangat terkenal dengan berbagai sajian wisata alam yang sangat memukau. Diantaranya yaitu Sanghyang Heuleut. Sanghyang Heuleut merupakan sebuah objek wisata berbentuk sebuah danau yang mempunyai air dengan warna biru kehijauan.

Pada artikel ini, akan dibahas mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan objek wisata yang satu ini, yang akan anda butuhkan saat anda akan berkunjung ke objek wisata Sanghyang Heuleut.

Harga Tiket, Jam Operasional, dan Lokasi

Sanghyang Heuleut berada di provinsi Jawa Barat, yaitu di kabupaten bandung barat,  kecamatan cipatat, kelurahan rajamandala kulon. Objek Wisata yang satu ini beroperasi dari jam 08.00 hingga pukul 16.00 waktu indonesia barat. Harga tanda masuk ke tempat ini adalah Rp10.000.

Rute dan Arah Perjalanan

Jika anda memulai perjalanan dari kota bandung menuju ke tempat wisata ini, maka anda bisa menuju ke jalan banda, dan terus ke jalan layang daerah pasupati. Setelah itu, anda akan sampai di jalan Dr. Djunjunan, lanjutkan lah perjalanan anda sehingga anda melewati jalan pasteur dan juga tol cipularang.

Berikutnya, lanjutkan perjalanan anda ke plta saguling yang kemudian akan membawa anda menuju lokasi objek wisata sanghyang Heuleut.

Cerita Sanghyang Heuleut

Sanghyang artinya adalah bidadari, sedangkan arti dari kata Heuleut yaitu perbedaan yang terjadi diantara dua waktu. Menurut cerita legenda rakyat setempat, pada jaman dahulu tempat ini tempat mandinya para bidadari dari langit.

Selain itu, masyarakat juga mempercayai bahwa bidadari dan manusia memiliki dua waktu dunia yang berbeda. Inilah alasan utama penyebutan tempat ini menjadi Sanghyang Heuleut.

Ada juga cerita rakyat setempat yang meyakini bahwa danau ini merupakan tempat pemandian dayang sumbi yang merupakan ibu dari sangkuriang.

Selain itu, Sanghyang Heuleut juga memiliki dua danau lainnya yang diyakini saling berhubungan, yaitu sanghyang poek, dan juga sanghyang tikoro. Sanghyang tikoro sendiri merupakan danau yang kering dan melahirkan kota bandung yang ada saat ini.

Tikoro sendiri artinya adalah kerongkongan, penyebutan ini terjadi karena menurut cerita rakyat bahwa danau purba bandung terserap airnya seluruhnya ke dalam tanah dan menyisakan danau yang berada di objek wisata Sanghyang Heuleut.

Di kalangan masyarakat tradisional bandung sendiri terdapat juga kepercayaan yang meyakini bahwa sanghyang tikoro pulalah yang nantinya akan menyebabkan kota bandung kembali tenggelam kembali.

Aktivitas Liburan di Objek Wisata Sanghyang Heuleut

Aktivitas utama yang bisa anda lakukan di objek wisata yang satu ini adalah keseruan berenang dan bermain di air. Akan tetapi, perlu anda ingat bahwa anda harus hati-hati dan perlu juga untuk menggunakan pelampung demi alasan keamanan, khususnya anda yang kurang bisa berenang. Hal ini karena tempat ini memiliki air yang cukup dalam.

Persiapan Berkunjung

Jika anda tertarik untuk berkunjung dan berlibur ke tempat wisata alam sanghyang heuleut, Anda perlu mengetahui dan mempersiapkan beberapa hal berikut ini:

1) jika anda ingin melihat secara langsung pemandangan Sanghyang Heuleut dengan warna ciri khas nya yang berwarna  kebiruan dan juga hijau tosca, maka anda perlu berkunjung ke tempat ini pada musim kemarau.

2) gunakanlah sepatu khusus anti licin saat anda berkunjung ke tempat ini, hal ini agar anda tidak mudah terpeleset.

3) tidak disarankan untuk berkunjung ke tempat ini pada musim liburan maupun juga saat weekend, karena pengunjungnya sangat padat.

4) siapkan lah baju-baju untuk basahan dan juga baju ganti, jika anda berniat untuk mandi atau bermain air.

5) sangat tidak disarankan berkunjung ke tempat ini dengan membawa anak anak di bawah umur.

Kondisi Lokasi dan Fasilitas

Objek wisata Sanghyang Heuleut belum ditangani oleh pemerintah setempat, sehingga berbagai fasilitas dan juga akses lokasi menuju tempat ini merupakan hasil swadaya masyarakat yang tentunya sangat belum memadai. Meskipun demikian, sudah terdapat beberapa fasilitas pendukung yang juga dibuat oleh warga setempat, misalnya jembatan kayu dan tangganya, tempat parkir, dan lain-lain.

Adapun kondisi lokasi menuju tempat ini cukup menantang, anda akan melewati sebuah jalur pipa raksasa yang menanjak dengan kemiringan mencapai 45 derajat. Berikutnya, anda akan melalui jalur jalan setapak di tengah hutan, dan juga akan menyeberangi sungai beberapa kali.

Inilah alasan utama mengapa anda harus menggunakan sepatu khusus penjelajah alam yang anti split, karena mayoritas medan lintas yang akan anda lalui licin dan berbahaya.

Jika Anda belum terbiasa melakukan perjalanan lintas alam, maka bisa dipastikan anda akan mengalami kelelahan yang cukup terasa di berbagai bagian badan anda. Karena itu, objek wisata yang satu ini tidak disarankan untuk anda, jika fisik anda berada dalam kondisi kurang fit.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here