Secara garis besar, terdapat dua jenis bahasa isyarat di Indonesia yang berlaku dan digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari: Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Nah, Anda barangkali bertanya-tanya apa perbedaan antara keduanya, ya?
SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)

SIBI sendiri diciptakan karena adanya beberapa alasan, dan salah satunya adalah untuk merepresentasikan bahasa Indonesia dengan isyarat tangan, sehingga bahasa Indonesia dapat diajarkan berdasarkan EBI atau Ejaan Bahasa Indonesia. Dengan demikian, SIBI lebih mudah dipelajari oleh pengguna yang sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa isyarat ini dibentuk oleh mantan kepala SLB yang merupakan orang yang dapat mendengar. Sayangnya, penyusunan SIBI dilakukan tanpa keterlibatan penyandang tunawicara dan tunarungu, dan dilakukan dengan bahasa Indonesia lisan sebagai acuan. Dengan demikian, SIBI sekadar mengubah bahasa Indonesia lisan menjadi bahasa isyarat, dengan kosa kata isyarat yang banyak diambil dari bahasa isyarat yang digunakan di Amerika.
SIBI telah memiliki kamus yang diterbitkan pemerintah Indonesia, dan didistribusikan lewat sekolah-sekolah, terutama SLB/B untuk Tuli sejak tahun 2001 di Tanah Air. Karena itu, keberadaan SIBI sangat umum digunakan di SLB/B, termasuk digunakan sebagai bahasa pengantar materi pembelajaran bagi siswa Tuli.
BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia)

Sementara itu, penggunaan SIBI rupanya masih tidak diterima dan digunakan sepenuhnya oleh para penyandang tunarungu atau Tuli secara luas. Hal ini dikarenakan penerapan tata bahasa yang terlalu baku dalam penggunaan SIBI, sehingga banyak orang tuli yang mengalami kesulitan berkomunikasi. Di samping itu, banyak pengaruh dari luar negeri di dalam SIBI yang membuatnya makin sulit untuk dipahami dan digunakan orang tuli dalam membantunya berkomunikasi.
Akhirnya, Tuli yang kesulitan menggunakan SIBI lebih memilih menggunakan BISINDO. Pasalnya, BISINDO adalah bahasa isyarat asli Indonesia yang lebih mudah dipergunakan dalam berkomunikasi setiap hari. Di samping itu, BISINDO menjadi bahasa isyarat di Indonesia yang dipelajari oleh Tuli dengan lebih alami, membuat BISINDO menyerupai bahasa daerah. Terlebih itu, BISINDO juga tidak mengharuskan pengguna untuk mengikuti aturan bahasa Indonesia, yang membuatnya makin cepat dan praktis untuk dipelajari.
Hanya saja, meskipun banyak Tuli yang terbukti lebih nyaman menggunakan BISINDO dibandingkan SIBI, nyatanya SIBI masih digunakan sebagai metode berkomunikasi dan pengantar materi pembelajaran oleh para guru di SLB. Selain BISI, bahasa bibir juga digunakan. BISINDO dianggap belum mampu menjadi bahasa pengantar efektif dalam ranah akademis, padahal SIBI tidak cukup membantu siswa memahami informasi dari guru secara optimal.
Bahkan, tak jarang terjadi kesalahan dalam memahami informasi yang disampaikan karena penggunaan SIBI. Hal tersebut tentu sangat disayangkan karena artinya siswa Tuli jadi tidak mampu mengakses informasi secara akurat dan maksimal. Dampaknya, banyak pengetahuan yang tidak bisa dipahami siswa Tuli di sekolah. Lebih lanjut lagi, hak Tuli dalam berkomunikasi jadi tidak bisa terpenuhi dengan semestinya.
Antara SIBI dan BISINDO
Perbedaan mendasar antara SIBI dan BISINDO adalah SIBI menggunakan abjad sebagai panduan bahasa isyarat tangan satu, sementara BISINDO menggunakan gerakan tangan (dua tangan) sebagai upaya komunikasi antar pengguna bahasa isyarat.
BISINDO sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Sayangnya, saat itu literatur, penelitian dan kajian mengenai BISINDO sangat minim. Referensi yang sangat minim ini membuat BISINDO tidak populer di masyarakat luas termasuk pemerintah. Hal itulah yang menyebabkan hingga saat ini pemerintah masih mempertahankan penggunaan SIBI di sekolah-sekolah formal SLB/B.
saya pernah ke sekolah luar biasa dengan anak anak tuna rungu, mereka lebih banyak diajarkan pakai bisindo hehe.
Lebih gampang dipahami ya.
ga paham juga mas hehe. saya aja susah belajar nya
Sekali waktu saya pernah mampir ke komunitas seniman Tuli. Mereka-mereka yang kami ajak ngobrol bilang Bisindo memang lebih sesuai dengan konteks Indonesia.
Lebih dekat dengan bahasa Indonesia ya Mas.
Iya, Greatnesia. Lebih mudah digunakan dan lebih banyak yang mengerti. 🙂
Wow, yang huruf Z itu lucu, kayak niruin ular mah.
Btw saya salut banget sama orang yang mengerti bahasa isyarat, saya mah mau SIBI maupun BISINDO, keduanya nggak familier 😀
\
Kan kita jarang bahkan belum pernah make Mbak. Makanya gak familiar. Paling liat di tivi doank pas acara berita. Itupun nyempil di pojokan 😀
Oohh Ternyata ada perbedaan Sibi & Bisibi dari bentuk wujud gambarnya juga memang berbeda.😊😊😊
Cuma memang butuh waktu memahami bahasa tersebut bagi saya, Meski pedomannya sudah ada. Tetap bingung.🤣🤣🤣
Harus dipraktekan dulu om biar gak bingung 😀