Sukaraja, Tempat Lahirnya Kelezatan Nasi Campur Legendaris

0
386

Sebelum istilah hidden gem merangsek ke dalam tren bahasa masyarakat belakangan ini, sebuah warung mungil telah lebih dulu mempraktekan konsep dari penyebutan tersebut. Berada di lokasi yang cukup sulit dijangkau, namun mengusung hal menarik biasanya sudah dapat dikatakan sebagai harta karun tersembunyi.

Kendati berada di posisi yang cukup tersembunyi, warung ini sudah sedemikian terkenal. Apalagi bagi warga lokal di sekitar lokasinya itu. Menariknya, warung ini hanyalah sebuah warung nasi campur.

Memang jika sekedar dilihat, tentu tak ada yang jauh berbeda dari banyaknya penjual nasi campur. Namun, dari sekian banyak penjual yang tersebar, warung ini adalah salah satu nama istimewa.

Tersembunyi di salah satu sudut di bilangan Sukaraja, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram; warung ini menjadi salah satu representasi kuliner terkenal di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ya, sebuah hidden gem berupa warung nasi campur.

Lantas, bagaimana warung nasi campur yang satu ini bisa begitu tersohor di seantero Lombok? Padahal, penjual nasi campur jauh lebih dulu dan lebih menjamur ketimbang kedai-kedai kopi yang menjadi tren gaya hidup masyarakat beberapa tahun belakangan.

Punya Sebutan Lain

Rumah Makan Murah, demikian kata yang tertulis di papan namanya sebagai penanda. Papan penanda tersebut terpampang di sebuah rumah sederhana yang menjadi tempat warung ini sehari-harinya beroperasi.

Lokasi dari warung yang buka mulai pukul 7 pagi — 10 malam ini sendiri memang agak bersembunyi. Menyempil di tengah perkampungan. Untuk menjumpai lokasinya, kita pun harus memasuki sebuah gang sempit yang menjadi satu-satunya akses.

Namun, salah satu kebiasaan masyarakat yang justru memberikan sebutan lain—agar mudah mengingat—untuk Rumah Makan Murah. Alhasil, warung ini malah lebih populer dengan sebutan lain, yakni Nasi Campur Sukaraja.

Hal itu terbukti dengan hampir sebagian warga Ampenan lebih familiar dengan Nasi Campur Sukaraja. Sebuah Warung makan yang membuat pelanggannya melewati satu gang kecil yang memaksa dua sepeda motor yang apabila berpapasan, salah satunya harus mengalah.

Menjadi Legenda

Karena kondisi aksesibilitas tersebut, pelanggan yang berkunjung dengan kendaraan roda empat mau tak mau harus memarkirkan kendaraannya di tepi jalan raya. Kemudian lanjut berjalan kaki menyusuri gang sepanjang beberapa meter tersebut.

Terlepas dari lokasi dan sebutan lainnya, tak membuat Rumah Makan Murah kehilangan tempat di selera pelanggannya. Beroperasi sejak tahun 1970-an, warung ini bisa dipastikan sebagai salah satu titik kuliner legendaris.

Berkat popularitasnya itu, warung sederhana ini dapat dikatakan sebagai pemantik bagaimana Ampenan, khususnya lingkungan Sukaraja terkenal dengan kuliner nasi campurnya sampai sekarang. Di Sukaraja, sudah banyak penjual nasi campur yang bisa dijumpai.

Nah, jika ingin mencoba sensasi menikmati nasi campur khas Sukaraja yang legendaris dan masih konsisten, Rumah Makan Murah adalah pilihan wajib. Di samping sejarah dan panjang pengalamannya, pandangan warga setempat akan kelezatan nasi campur dari warung ini merupakan sebuah validasi.

Generasi Kedua

Di awal-awal warung ini dirintis, Ibu Saimah, sang pendiri, dulunya berjualan di satu kawasan ramai Ampenan—masih dalam kawasan Sukaraja—yang saat itu masih difungsikan sebagai terminal. Beliau berjualan dengan lapak sederhana di tempat yang kini menjadi Taman Jangkar Ampenan itu.

Setelah beberapa tahun, Ibu Saimah memutuskan untuk berpindah walaupun sudah memiliki banyak pelanggan. Aktivitas berjualannya pun berganti suasana yaitu di rumah yang sampai kini ditempatinya.

Berjarak ± 200 meter dari tempat sebelumnya tak membuat jualannya kehilangan pelanggan. Terbukti walaupun lokasi pindahannya berada dalam gang pelanggannya tetap rela mencarinya.

Waktu pun terus berjalan, beberapa tahun belakangan Rumah Makan Murah kini berganti pengelolaan. Ibu Saimah mempercayakan usahanya kepada sang anak, Pak Mukhsin, sehingga pengelolaannya bergeser ke generasi kedua.

Wakil Penjuru Rasa

Rumah Makan Murah sendiri memang tak jauh berbeda dengan warung penjual nasi pada umumnya. Sepiring nasi putih beserta jejeran lauk pendamping yang bisa dipilih memanglah jadi andalan.

Daya tarik utama dari warung ini memang ada pada pilihan sayur dan lauk pauk yang beraneka ragam. Mulai dari ragam tekstur dan cita rasa bisa dicoba di warung ini. Ini juga yang menjadi faktor agar pelanggan tak mudah bosan.

Apabila memilih untuk menikmati seporsi nasi campur Sukaraja di warung sederhana jni, maka kita sama saja untuk siap “berkeringat”. Itu lantaran dua hal, baik karena ruang makannya yang tak cukup lapang maupun pedasnya sambal dan lauk pauk yang ditawarkan.

Namun, masalah tersebut tak jadi soal berkat kelezatan yang disajikan di warung ini. Tak hanya pedas, pelanggan bisa mendapatkan pengalaman kuliner lewat aneka lauk yang mampu mewakili masing-masing penjuru rasa.

Kutub Kenikmatan Selera

Pedas yang merupakan ciri khas hidangan Lombok dipastikan akan tersaji di sejumlah lauk. Rasa gurih hingga manis pun turut menyusul. Bingung memilih lauk pendamping sudah menjadi lumrah bagi pelanggan, terlebih bagi yang baru-baru mencoba.

Semua lauk pendamping untuk sepiring nasi di warung ini terlihat lezat. Guyuran kuah gurih dan sesendok sambal pedas di sisi piring adalah bagian yang jarang sekali terlupakan. Kebanyakan pelanggan akan memilih “kutub” kenikmatan.

Namun, yang menjadi pembeda adalah lauk pauk pilihan pelanggan. Ini tentu bergantung pada persoalan selera. Dominasi rasa pedas, atau gurih? Pelanggan hanya tinggal memilih untuk kemudian menunggu sejenak seporsi nasi campur akan tiba di depan mata.

Dari banyaknya jenis lauk pauk yang tersedia, tetap ada yang menjadi primadona. Ayam goreng dari Rumah Makan Murah Sukaraja adalah satu yang memiliki daya magnet terbesar.

Mencari Persembunyian Harta

Ayam gorengnya cenderung manis berpadu gurih berkat resep bumbu turun temurun. Pilihan lauk yang satu ini memang bukanlah satu-satunya di Rumah Makan Murah Sukaraja, namun hampir selalu jadi yang utama.

Tapi, menu ayam agaknya terdengar begitu umum. Maka, sate lilit khas warung ini bisa jadi pilihan lain. Apabila ayam gorengnya cenderung manis, sate yang dibuat dari bahan daging cincang dengan campuran kelapa parut ini terasa lezat dengan rasa gurih.

Sementara, cita rasa manis-pedas dengan tekstur renyah bisa dinikmati dengan memilih lauk sambal goreng kentang. Pengalaman menjajal nasi campur Sukaraja akan kian lengkap dengan tambahan sambal beberuk, olahan sambal berisi potongan kacang panjang, terong dan irisan bawang merah.

Nah, untuk menemukan tempat persembunyian kuliner nasi campur  Sukaraja sendiri sudah tak perlu bingung lagi. Hampir semua warga Ampenan adalah petunjuk atau bahkan pemandu jalan untuk memudahkan dalam menemukan lokasinya.

Cukup sebutkan: “warung nasi campur Sukaraja dalam gang” atau “Rumah Makan Murah Sukaraja” saja, dapat dipastikan titik persembunyian salah satu hidden gems di Ampenan itu tak lagi terasa. Dengan kocek sedalam Rp20 ribu-an, kita sudah bisa menikmati seporsi nasi campur di warung tersebut.

Bagaimana, tertarik menemukan lokasi persembunyiannya dan mencoba kelezatan legendarisnya sekaligus?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here