Seren Taun, Upacara Adat Sunda yang Menarik Untuk Dikupas

0
421

Bagi masyarakat Jawa Barat mendengar nama Seren Taun bukanlah persoalan yang asing lagi. Namun untuk orang luar daerah tidaklah demikian. Jika diartikan kegiatan ini merupakan upacara adat masyarakat Sunda untuk memperingati panen padi yang dilakukan pada waktu tertentu. Tak hanya diadakan pada satu wilayah saja melainkan di berbagai desa. Menariknya lagi dalam setiap kali acara akan ada ribuan orang yang berdatangan ke lokasi.

Fakta Menarik Tentang Seren Taun

Sejarah

Menurut catatan sejarah yang pernah ada perayaan Seren Taun sudah dilakukan sejak turun temurun sejak jaman kerajaan silam. Awalnya upcacara adat yang sakral ini diawali karena menghormati atau pemuliaan terhadap dewi padi alam, yakni Nyi Pohaci Sanghyang Asri. Sistem kepercayaan ini merupakan warisan dari nenek moyang dan tergolong sebagai animisme-dinamisme.

Maka dari itu dalam menghormarti warisan leluhur yang selalu memuliakan dewi padi kesuburan beserta pasangannya dewa kemakmuran masyarakat selalu merayakan upacara ini setiap 8 tahun sekali dan ada pula yang tahunan. Meskipun agama Islam sudah masuk ke wilayah tersebut dan tidak sedikit yang memeluknya namun tetap saja kegiatan tersebut dilakukan.

Hanya saja tujuannya lebih diarahkan ke rasa syukur kepada Tuhan karena sudah diberikan keberkahan akan panen tersebut. Dengan demikian sekalipun ada ribuan orang yang berbondong-bodong untuk menyaksikan upacara, baik dari dalam negeri maupun mancanegara namun harapannya supaya masyarakat lebih tertuntun dalam mensyukuri nikmatnya.

Ritual Upacara

Di setiap desa serangkaian ritual dari upacara Seren Taun berbeda-beda, namun intinya adalah proses penyerahan hasil panen dari perwakilan masyarakat kepada ketua adat. Kemudian padi yang diterima akan dimasukkan ke dalam lumbung utama serta pendamping dan dilanjutkan pemimpin adat menyerahkan indung pare atau bibit padi yang sudah melewati pemberkatan kepada pemimpin desa.

Pada beberapa saat biasanya awal upacara ini dilakukan dengan mengambil air suci di beberapa tempat yakni sumber mata air yang memang dikeramatkan. Biasanya ada 7 mata air yang kemudian disatukan pada satu wadah serta diberikan doa karena dipercaya akan membawa keberkahan. Air yang sudah didoakan tersebut akan dicipratkan kepada masyarakat yang datang ke lokasi.

Ritual selanjutnya adalah melakukan sedekah kue. Warga yang menghadiri upacara akan berebut mengambilnya di dongdang atau pikulan. Setelah itu akan dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau, dimana hasil dagingnya nanti akan diberikan kepada warga kurang mampu. Untuk malam harinya akan diisi dengan pagelaran wayang golek.

Etimologi

Pada dasarnya istilah seren merupakan kata yang diambil dari Bahasa Sunda dengan artian sebagai seserahan ataupun menyerahkan. Di konteks kehidupan masyarakat Sunda upacara ini akan menjadi wadah dan media untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kerahmatan dan kelimpahan hasil panen pada tahun tersebut.

Disamping itu penyerahan yang dilakukan tidaklah menggunakan tangan kosong saja melainkan memakai lumbung, dimana ada 2 jenis yang pasti ada. Leuit indung merupakan lumbung utama, serta leuit leutik atau lumbung kecil. Lumbung paling utama akan menjadi tempat menyimpan padi induk yang ditutpi oleh kain putih dan padi bapak tertutup kain hitam.

Sedangkan pada lumbung kecil sendiri akan menjadi penyimpanan bibit ataupun benih padi yang akan ditanam pada musim mendatang. Tentu saja hal-hal ini menjadi keunikan tersendiri dan merupakan ciri khas dari daerah Sunda.

Demikianlah penjelasan mengenai fakta-fakta menarik yang dimiliki oleh Seren Taun. Umumnya memang hanya terlihat sebagai kegiatan upacara adat saja, namun nilai yang terkandung di dalamnya sangat mengajarkan umat manusia untuk senantiasa mensyukuri rahmat dari Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here