Wayang Golek, Kekayaan Nenek Moyang yang Masih Banyak Penggemar

0
391

Kesenian budaya bisa dikatakan jumlahnya sangat banyak. Terlebih di setiap kawasan pasti menciptakan kesenian masing-masing dengan tujuan tertentu. Dari sekian banyak kesenian budaya Anda pasti sudah pernah mendengar nama Wayang Golek, meskipun sudah jadul namun penggemarnya masih sangat banyak.

Mengenal Lebih Dalam Sejarah Kesenian Khas Jawa, Wayang Golek

Wayang Golek merupakan kesenian yang menggunakan karakter utama seperti boneka namun terbuat dari kayu. Kemunculannya ini memang dimulai karena perkembangan dari wayang kulit dari minimnya waktu supaya bisa segera ditampilkan pada siang ataupun malam hari.

Namun bagaimanakah sejarah dari wayang ini?. Jadi pada tahun 1853 silam ada salah satu tokoh agama di Jawa yakni Sunan Kudus pernah menciptakan sekitar 70 buah wayng yang terbuat dari kayu. Beliau membuatnya untuk dipertontonkan kepada masyarakat dengan konsep utama Agama Islam.

Pada masa itu Sunan Kudus tidaklah memakai scenario dari siapapun karena hal itu muncul secara sendirinya dari imajinasi pikirannya. Dari sini sudah bisa ditebak bahwa wayang-wayang yang dipertontonkannya itu memanglah dipakai sebagai media penyaiar agama Islam..

Disebabkan masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah telah terlebih dahulu mengenal wayang kulit, keberadaan dari Wayang Golek tidaklah terlalu diterima oleh masyarakat. Namun golek yang dibuat oleh Sunan Kudus berhasil memikat hati para ulama atau santri Cirebon yang sedang berguru ke wilayah tersebut.

Pementasan Pertama Kali Wayang Golek

Pada akhirnya ide wayang ini dibawa ke daerah Cirebon. Untuk pementasan dari Golek di tanah Parahyangan dimulai pada saat Kesultanan Cirebon. Saat itu kempimpinan di pegang oleh Penambahan Ratu yakni cicit dari Sunan Kudus. Yang digunakan ialah wayang papak yakni karakter yang bentuk kepalanya datar.

Cerita selanjutnya masih berlangsung ketika kekuasaan Kesultanan Cirebon digantikan oleh Pengeran Girilaya. Keberadaan wayang cepak berkembang pesat dan sangat populer dengan kisah utamanya adalah babad dan sejarah tanah jawa. Namun tentu saja tetap memakai selingan ajaran Agama Islam.

Kemudian seiring berjalannya waktu cerita yang dibawa saat pertunjukan Wayang Golek semakin beragam. Salah satunya mengambil cerita dari epos Hindustan seperti Mahabarata dan Ramayana. Jika sebelumnya bahasa utama= yang digunakan adalah Bahasa Jawa, lambat laun mulai ada penambahan.

Dibawakan Dengan Bahasa Sunda

Hal tersebut dikarenakan dalang yang membawakannya berbeda sehingga mulai muncul penggunaan Bahasa Sunda. Perkembangan Golek berikutnya terjadi di peran Wiranata Koesoemah III yakni Bupati Bandung ke-6. Wayang ini menjadi pertunjukan yang sangat disukainya.

Hanya saja Wiranata mengharapkan ada pertunjukan yang lebih menarik dan mengandung nilai-nilai Sunda. Pada akhirnya beliau mengutus salah satu pengrajin wayang kulit bernama Ki Darman untuk membuat Golek yang mempunyai daya tarik tersendiri daripada sebelumnya.

Bentuk kepala sampai rupa dibuat lebih menyerupai manusia. Maka dari itu lahirlah Golek yang seperti sekarang ini. Semakin maju peradaban keberadaan wayang ini semakin dianggap dan populer. Tak hanya lagi sebagai konsumsi kaum-kaum tertentu saja, tapi semua masyarakat bisa menyaksikan pertunjukannya.

Wayang pun mulai menyebar ke segala penjuru pelosok Jawa Barat, sehingga penggemarnya pun semakin banyak pula. Dengan adanya cerita yang semakin beragam dengan karakter yang lebih dari satu pula membuat wayang ini menjadi pertunjukan kesenian daerah yang sangat disukai.

Itulah tadi penjelasan mengenai sejarah dari Wayang Golek, dimana pencetus pertamanya adalah orang spesial penyebar Agama Islam yakni Sunan Kudus. Dengan adanya cerita ini semua masyarakat bisa lebih mengetahui bahwa kesenian yang ada di negara Indonesia tak jauh dari cerita sejarah kuno.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here