Tari Topeng, Kesenian Cirebon yang Kian Langka

3
550

Tari topeng merupakan tarian tradisional khas Cirebon. Tarian ini memiliki ciri utama, yaitu penarinya mengenakan topeng saat menari. Pada setiap topeng yang dikenakan masing-masing penari memiliki karakter yang berbeda-beda dan menambah keunikan warisan budaya ini.

Dalang adalah sebutan untuk setiap penari. Hal tersebut karena setiap penari pada tari topeng memerankan tokoh yang berbeda-beda. Tarian tradisional ini dapat dipentaskan oleh satu orang penari maupun secara kelompok.

Sejarah Tari Topeng

Tarian topeng sudah ada sejak abad ke 10 Masehi, kemudian berkembang hingga 16 Masehi pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa atau Prabu Amiluhur. Prabu Panji Dewa adalah Raja Jenggala di Jawa Timur.

Seiring berjalannya waktu, tarian topeng tersebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, salah satunya Cirebon. Saat tari topeng masuk ke Cirebon, tarian tersebut kemudian berbaur dengan kesenian lokal sehingga melahirkan tarian yang khas.

Tari topeng mempunyai makna, simbol dan filosofi tertentu, seperti kepemimpinan, percintaan dan kebijaksanaan. Hal-hal tersebut akan disampaikan kepada penonton saat pementasan, agar tarian dapat dimengerti dan dapat memetik pelajaran dari tarian ini.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati pernah menggunakan tari topeng sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam. Selain itu juga sebagai hiburan di lingkungan keraton.

Makna dan Filosofi

Awalnya, gelaran tarian topeng hanya dipertunjukkan di lingkungan keraton. Namun, seiring berkembangnya waktu, tarian ini dipentaskan sebagai sarana hiburan.

Tari tradisional ini juga digunakan sebagai media penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, tarian ini dikemas menjadi pertunjukkan yang bermuatan filosofis dan lebih berwatak. Pengemasan tersebut merupakan sebagai gambaran ketakwaan dalam beragama dan sebagai contoh perilaku manusia. Berikut ini bentuk perilaku manusia, yaitu:

  • Makrifat (Insan Kamil), yaitu tingkatan tertinggi manusia dalam beragama dan susuai syariat agama.
  • Hakikat, yaitu gambaran manusia berilmu, sehingga telah memahami mengenai hak seorang hamba dan sang pencipta.
  • Tarekat, yaitu gambaran manusia yang menjalankan pengamalan agama dalam perilaku sehari-hari.
  • Syariat, yaitu merupakan gambaran manusia yang telah mengenal ajaran Islam.

Tarian topeng memiliki pesan-pesan tertentu di dalamnya. Beberapa diantaranya berbentuk simbolik, yang memerlukan pengertian untuk menerjemahkannya dalam aspek kehidupan. Tarian ini dianggap memiliki nilai-nilai kepribadian, pendidikan, cinta, angkara murka dan penggambaran hidup manusia dari lahir hingga dewasa.

Pementasan Tari Topeng

Dulunya, tarian topeng diadakan di tempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Biasanya pementasan dilakukan di halaman rumah dengan obor sebagai penerangan.

Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, sekarang pementasan tari ini dilakukan di gedung dengan hiasan lampu sebagai penerangnya. Pentas tarian topeng memiliki tiga tujuan tertentu, yaitu:

  • Pagelaran Komunal

Dalam pagelaran komunal, seluruh masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalamnya. Biasanya, pagelaran tarian topeng komunal diselenggarakan lebih dari satu malam. Misalnya, hajatan desa, ziarah kubur atau ngunjung, dan acara kepemudaan atau ngarotkasinom.

  • Pagelaran Individual

Pegelaran ini dibuat untuk perseorangan atau individu. Biasanya diadakan untuk hiburan acara khitan, pernikahan, khaulan serta hajat ketika suatu nazar terpenuhi. Umumnya, pagelaran ini di buat di halaman rumah.

  • Pagelaran Babarengan

Pagelaran babarengan merupakan pementasan tarian topeng dengan mengelilingi kampung. Pementasan ini dilakukan saat sebuah desa sedang panen atau merayakan peringatan tertentu. Tetapi, jika dilakukan sebelum panen, pementasan juga dilakukan ketika desa mengalami sepi penduduk atau kekeringan.

Perlengkapan Tari Topeng

Perlengkapan pada pementasan tarian topeng, tentunya topeng. Selain itu, ada beberapa perlengkapan lain, seperti kostum penari berlengan panjang dan dasi dengan peniti ukon. Ukon merupakan mata uang pada zaman dulu. Penari juga menggunakan ikat pinggang yang dilengkapi dengan badong, gelang, keris serta kain batik.

Nah, itulah sekilas mengenai tari topeng. Tarian tradisional ini sudah sangat jarang dipentaskan saat ini. Makanya tarian ini menjadi langka. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here