Tari Payung, Tarian yang Melambangkan Cinta dan Kasih Sayang

0
483

Tari payung adalah kesenian tradisional yang berasal dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Tarian Payung sering di pentaskan dalam setiap pertunjukan seni tari Minangkabau. Tarian ini biasa di pentaskan sebagai pembukaan acara pesta dan lainnya.

Tarian tradisional ini ditampilkan baik sebagai hiburan maupun pertunjukan seni. Penarinya berjumlah genap, terdiri atas tiga pasang yang menggunakan payung sebagai ciri khasnya.

Sejarah Tari Payung

Sejarah Tarian Payung erat kaitannya dengan kesenian drama bernama toonel pada masa penjajahan belanda. Drama toonel adalah kesenian yang lahir atas pengaruh sekelompok seniman yang berasal dari Semenanjung Malaya.

Kesenian drama toonel mempertunjukkan seni komedi dari bangsawan Melayu yang berada di Sumatera Barat. Dalam pertunjukkan drama toonel biasanya dilengkapi dengan pertunjukkan kesenian lain berupa Tari Payung.

Awalnya, Tarian Payung digunakan hanya sebagai selingan dari pertunjukan drama toonel. Seiring berkembangnya drama itu sendiri, sekitar tahun 1920-an Tari Payung pun turut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Bukit Tinggi.

Tarian Payung berbeda dengan tarian Minangkabau lain yang bergaya Melayu. Tarian ini untuk pertama kalinya ditata dalam bentuk teater oleh Muhammad Rasjid Manggis pada sekitar tahun 1920-an. Kemudian, tarian tersebut ditata oleh Sitti Agam. Melalui Sitti Agam inilah Tarian Payung ditata menggunakan tema pergaulan para muda-mudi.

Sitti Agam menciptakan sebuah cerita dengan gambaran kehidupan remaja sekolah yang tinggal di kota dan terlepas dari kungkung adat yang ada. Nah, yang menarik, semua pemerannya adalah perempuan termasuk para pemusiknya.

Hal tersebut dilakukannya untuk mendorong derajat kaum wanita, yang pada waktu itu adat melarang wanita berkarir di luar Rumah Gadang.

Siti Agam menjadi orang pertama yang menata Tarian Payung sekaligus ikut menarikannya dalam sebuah drama toonel yang ia sendiri sutradaranya. Hal demikian menjadi sejarah dimana kegiatan seni laki-laki dilakukan terpisah dengan perempuan, termasuk juga penontonnya.

Perkembangan Tarian Payung selanjutnya di motori oleh Sariamin atau dikenal dengan nama Saliasih. Pada penyusunan tari tradisional tersebut, Saliasih lebih menekankan perbedaan dalam hal penggarapannya. Selain dari hal itu semuanya masih sama.

Hingga tahun 1960-an, seni tari ini sangat dikenal oleh kalangan masyarakat Minangkabau dan masyarakat Indonesia lainnya. Bahkan ada yang menganggap bahwa menikmati budaya Minangkabau tidak akan lengkap sebelum melihat pertunjukan Tarian Payung.

Makna dan Filosofi Tari Payung

Tarian Payung memiliki makna dan filosofi. Berdasarkan asal usulnya, tarian tradisional ini menggambarkan cinta dan kasih sayang. Tarian ini melambangkan pergaulan muda-mudi yang secara naratif menceritakan tentang sepasang remaja yang bertamasya.

Dalam Tarian Payung, propertinya sendiri memiliki makna tertentu. Nah, inilah makna dari properti yang digunakan oleh para penari tersebut.

Arti Payung

Payung memiliki makna perlindungan dan kasih sayang seorang suami kepada istrinya. Payung yang digunakan penari laki-laki merupakan simbol suami sebagai pilar keluarga yang melindungi istrinya. Penari laki-laki akan melakukan gerakan memayungi penari wanita.

Arti Selendang

Sedangkan selendang yang dipakai oleh penari wanita melambangkan ikatan cinta suci dan penuh kesetiaan. Selendang juga memiliki makna berupa kesiapan dalam membangun sebuah rumah tangga. Penari wanita akan mengaitkan selendang ke penari laki-laki ketika melakukan gerakan tari.

Arti Lagu

Tarian Payung diiring dengan lagu berjudul Babendi-bendi ke Sungai Tanang. Lagu tersebut berkisah tentang sepasang suami istri yang berlibur dan berbulan madu ke sungai tenang.

Nah, itulah sekilas mengenai Tari Payung. Tarian tradisional khas Minangkabau ini terbilang unik. Selain dari sisi sejarahnya, tarian berpasangan ini tidak harus dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan, melainkan bisa dilakukan oleh sesama perempuan.

Semoga informasi ini dapat memberi manfaat untuk Anda. Tetaplah lestarikan kesenian tradisional di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here