Kenalan yuk dengan Rumah Bolon yang menjadi rumah adat sekaligus lambang budaya masyarakat suku Batak. Bagaimana dengan sejarah filosofi fan jenis-jenis rumah ini. Yuk kita simak lebih jauh lagi dengan terus mambaca artikel ini sampai selesai.
Rumah Bolon, atau juga dikenal Rumah Gorga dan Rumah Balai adalah rumah adat khas dari suku Batak, Provinsi Sumatera Utara. Rumah adat tradisional ini ternyata memiliki teknologi canggih yang bermanfaat untuk masa sekarang loh.
Adalah teknologi tahan gempa. Masyarakat adat sengaja menciptakan desain bangunan supaya tahan gempa karena daerah sumatera Utara sendiri termasuk daerah yang memiliki daratan rawan Gempa. Wauw, menarik sekali ya
Sekilas Sejarah Rumah Bolon
Supervolcano atau letusan super gunung berapi pernah terjadi di daerah Sumatera Utara ini, tepatnya di Gunung Toba. Gunungnya menjadi hancur dan sekarang kita lebih mengenalnya dengan sebutan Pulau Samosir dengan Danau Toba nya. Setelahnya hingga saat ini, Sumatera utara masih menjadi daerah yang menjadi langganan gempa mengingat masih terdapat sesar aktif di wilayah tersebut.
Kejadian hebat benama supervolcano dan sesar aktif yang sering menggetarkan tanah di atasnya, mengilhami masyarakat sekitar untuk membuat rumah yang lebih aerodinamis dan tahan gempa. Jadilah Rumah Bolon sebagai rumah yang tahan gempa. Rumah ini seringnya dijadikan tempat tinggal raja atau petinggi di daerah Sumatera Utara
Filosofi Rumah Bolon
Sebagai rumah adat, selain karena fiturnya yang memiliki sifat tahan terhadap pergerakan tanah. Usut punya usut ternyata rumah ini memiliki filosofi yang mendalam. Bukan sekedar rumah tinggal, tempat tidur, atau tempat beristirahat.
Ada makna falsafah yang mendalam, mangajarkan kita bahwa rumah hadir sebagai pedoman hidup untuk bergaul dengan sesama manusia. Cagar budaya ini juga menyimpan banyak arti dari setiap bentuk dan manifestasi yang berada di dalamnya.
Jenis-Jenis Rumah Adat Batak
Tidak hanya satu, pada umumnya rumah adat Batak, Sumatera Utara ini memiliki sebanyak empat jenis yang tersebar di seluruh wilayah adat Batak. Ada Jabu Bolon, Jabu Purbale-baleah, jabu ereng dan jabu goggasarimunggu
Jabu Bolon
Ciri rumah ini bisa kita bedakan karena bentuknya yang besar. Tidak memiliki sekat antara satu ruangan dengan ruangan yang lain alias tidak ada ruangan tertentu alias tidak ada kamarnya. Mirip seperti aula di dalam ruangan.
Semua keluarga melakukan aktivitas bersama-sama di satu ruangan tersebut. Tidak jarang karena bentuknya yang luas, rumah jenis ini sering dijadikan tempat untuk menyelenggarakan adat keagamaan
Jabu Parbale-balean
Dalam satu komunitas, biasanya ada yang memiliki keluarga yang cukup besar (keluarga besar) dalam satu rumah memiliki banyak anak dengan keturunan-keturunanya. Tetapi juga ada keluarga yang relative lebih kecil. Biasanya keluarga baru atau keluarga pindahan yang memiliki rumah baru.
Nah, jabu perbale-balean ini merupakan Jabu bolon tetapi dengan skala yang lebih kecil lagi
Jabu Ereng
Jabu Ereng adalah rumah adat paling polos diantara yang lainnya. Tidak terlalu ramai dengan rangkaian pernak-pernik di setiap sisi dan sudut rumah, juga tidak terlalu besar. Rumah ini merupakan rumah paling sederhana dari versi Rumah Bolon manapun
Jabu Gorgasarimunggu
Gorga atau Rumah Gorga ini memiliki ciri khusus karena banyak pernak-pernik aksesoris yang menempel pada setiap sisi sudut rumah. Setiap pernak pernik memiliki arti yang menggambarkan status sosial dan ekonomi si pemilik rumah.