Rumah Adat Yogyakarta

0
515

Sejak awal Penulis ingin menegaskan bahwa Anda perlu membedakan Rumah Adat Yogyakarta dengan Rumah Adat Jawa Tengah. Rumah Adat Yogyakarta dinamakan dengan Bangsal Kencono, sedangkan Jawa Tengah dinamakan Rumah Joglo.

Kedua daerah tersebut memang memiliki keterikatan yang erat dari segi geografis, budaya dan masyarakatnya. Namun untuk urusan rumah adat memiliki cirri khas sendiri.

Menurut sejarah, Rumah Adat Bangsal Kencono untuk pertama kali dibangun tahun 1756 Oleh Sultan Yogyakarta. Saat itu fungsinya masih sebatas area tempat tinggal Sultan dan tempat untuk melakukan aneka prosesi adat.

Agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap, simak ulasan mengenai Rumah Adat Yogyakarta di bawah ini.

Ciri Khas Rumah Adat Yogyakarta

Rumah adat Bangsal Kencono memilki ciri khas yang sangat unik. Anda bisa mengenali cirinya mulai dari ukuran, bentuk, struktur bangunan hingga ornamennya.

Ukuran Rumah Bangsal Kencono

Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dimana Rumah tersebut akan dibangun. Untuk Bangsal Kencono yang dimiliki Keraton Yogyakarta, ukurannya sangat luas.

Ukuran tersebut digunakan untuk menampung ratusan tamu istana. Selain luas, halaman rumah adatnya tak kalah lebar yakni 14.000 meter persegi.

Struktur Bangunan

Bentuk atap Bangsal Kencono ditopang oleh empat buah tiang yang digunakan untuk atap seperti tajug. Tiang tersebut berada di baian tengah bangunan atau disebut juga soko guru.

Material bangunan dilengkapi oleh bahan yang berkualitas seperti atapnya yang menggunakan genting tanah. Penggunaan genting tanah dikarenakan memiliki ketahanan yang baik terhadap panas agar rummah terasa lebih sejuk.

Keempat tiang rumah adat Yogyakarta menggunakan material umpak batu hitam keemasan. Bagian lantainya menggunakan marmer atau granit yang berkualitas untuk menciptakan suasana rumah yang sejuk.

Ornamen Rumah Adat

Agar terlihat selaras, maka ornament bagian dalam dan luar rumah disesuaikan satu sama lain.

Misalnya begini, interior dihiasi oleh aneka ukiran bernuansa alam. Maka di area eksteriornya terdapat berbagai macam pot bunga dan tanaman hijau. Ditambah juga sangkar burung agar semakin menyempurnakan pemandangan.

Fungsi dari Rumah Adat Jogja

Fungsi utamanya memang untuk menyambut tamu dan menggelar aneka acara adat. Namun lebih spesifiknya akan Penulis jelaskan secara singkat sesuai bagiannya.

Bagian Depan

Berfungsi sebagai pintu masuk menuju area Bangsal Keraton (Gladhag Pangarukan). Jika kebetulan Anda berwisata kesana maka akan melewati area ini.

Kemudian ada alun-alun lor yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara. Sedangkan Masjid Gedhe berfungsi untuk tempat beribadah.

Bagian Inti

Pada bagian ini terdapat banyak sub area dengan fungsi yang berbeda. Secara garis besar, inti Bangsal Kencono memiliki tujuh bagian seperti Bangsal Pagelaran, Siti Hinggil Ler, Kamandhungan Ler, Sri Manganti, Kedhaton, Kemagangan, dan Siti Hinggil Kidul.

Bagian inti memiliki fungsi yang hampir sama, meskipun pada pelaksanaannya ditujukan untuk berbagai kegiatan. Beberapa kegiatan upacara resmi, apel, latihan hingga upacara pemakaman berlangsung di bagian Inti.

Bagian Belakang

Bagian belakang Bangsal Kencono terdiri dari dua sub area yang memiliki fungsi khusu. Kedua sub area tersebut adalah Alun-alun Kidul dan Plengkung Nirbaya.

Alun-alun Kidul sebagai Lapangan yang berfungsi untuk arena berlatih prajurit keratin. Sedangkan Plengkung Nirbaya sebagai poros untuk menuju bagian gerbang utama. Fungsinya sendiri ditujukan untuk melakukan prosesi pemakaman Sultan.

Mengenali secara singkat berbagai hal dari Rumah Adat Yogyakarta sangatlah menarik. Agar wawasannya semakin komplit, Jangan lupa untuk berkunjung ke Rumah adat jika berlibur ke Yogyakarta. Semoga Bermanfaat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here