Pertama Kali, Resepsi Diplomatik Indonesia di Gedung Senat AS

1
341

Penyelenggaraan Resepsi Diplomatik dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di ibukota Amerika Serikat tahun ini agak berbeda dari biasanya. Jika selama ini Wisma Indonesia menjadi lokasi penyelenggaraan, pada resepsi tahun ini, Gedung Senat AS di Capitol Hill yang sangat bersejarah dipilih menjadi tempat resepsi untuk memperingati HUT ke-74 kemerdekaan RI, sekaligus merayakan 70 tahun hubungan diplomatik RI-AS yang jatuh pada tahun ini (19/9).

Lebih dari 300 undangan hadir di gedung tempat bekerja para senator dan anggota kongres AS ini. Disamping para Duta Besar dari negara-negara ASEAN dan beberapa negara sahabat, hadir pula perwakilan dari Pemerintah AS. Tampak antara lain Marie Royce, Assistant Secretary of State for Educational and Cultural Affairs; Randall G. Schriver, Assistant Secretary of Defense for Indo-Pacific Security Affairs; dan Duta Besar Nathan Sales, Act. Under Secretary of State for Security, Democracy, and Human Rights/Coordinator for Counterterrorism. Diantara anggota kongres yang hadir adalah Ted Yoho (R-FL), John Shimkus (R-IL), dan Don Bacon (R-NE). Hadir pula Senator Tammy Duckworth (D-IL) yang juga anggota Senate Armed Services Committee.

Acara diawali dengan masuknya Color Guards Angkatan Laut Indonesia dan AS, yang membawa bendera Indonesia dan Amerika Serikat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Star Spangled Banner yang dengan sangat merdu dikumandangkan secara a cappella (tanpa iringan musik) oleh Shakila Stevenson, penyanyi diaspora Indonesia asal Maluku, menambah khidmat suasana pembukaan acara.

“Di tempat bersejarah ini, bertepatan dengan 70 tahun perayaan hubungan bilateral RI-AS, saya ingin mengingatkan kontribusi paling penting dari AS untuk Indonesia, yaitu dukungannya terhadap Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melalui pengakuan internasional. Banyak diplomat dan juru runding AS terlibat dalam Komite Jasa Baik untuk Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Komite Tiga Negara yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ungkap Duta Besar RI Mahendra Siregar mengungkapkan salah satu alasan pemilihan Capitol Hill sebagai tempat resepsi diplomatik kali ini.

“Peran Kongres AS juga sangat besar dalam mengirimkan pesan kepada pemerintah kolonial saat itu agar serius mengalihkan kekuasaan kepada Indonesia, jika bantuan Marshall Plan ingin tetap diteruskan,” lanjutnya menegaskan. Dubes Mahendra Siregar yang malam itu mengenakan pakaian nasional Teluk Belanga, juga menyampaikan kemajuan Indonesia di bidang politik sebagai negara demokrasi presidensial terbesar dunia dengan masyarakat yang majemuk dan toleran.

“Indonesia sejak awal pendiriannya mengakui pentingnya kerja sama internasional termasuk kerja sama bilateral dengan AS. Terlebih saat ini Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk memperkuat ekonomi dan pembangunan SDM, investasi infrastruktur, dan good governance,” tambahnya meyakinkan sambil menggarisbawahi kemajuan kerja sama lainnya termasuk pertahanan RI- AS.

Marie Royce, Assistant Secretary of State for Educational and Cultural Affairs, Kementerian Luar Negeri AS, menggarisbawahi pentingnya terus mengembangkan kemitraan RI-AS di berbagai bidang, termasuk program-program pertukaran pendidikan, professional, budaya, dan olahraga. “Lebih dari 10 ribu masyarakat Indonesia berpartisipasi dalam program pertukaran RI-AS. Sebagai bagian dari perayaan 70 tahun hubungan pertukaran berbagai ide antara Indonesia dan AS, Kedubes AS di Jakarta menyediakan 70 beasiswa jenjang master melalui Fulbright”, terang Marie Royce.

“Kami sangat bangga dengan hubungan pertahanan kedua negara. Hubungan keamanan RI-AS juga cukup kokoh. Indonesia-AS memiliki kerja sama di semua matra, seperti Angkatan Udara berupa kegiatan menerbangkan F-16 bersama, latihan tahunan Angkatan Laut RI-AS, dan Garuda Shield bagi Angkatan Darat,” ujar Randall G. Schriver, Assistant Secretary of Defense for Indo-Pacific Security Affairs dalam sambutannya mewakili Menhan AS Mark Esper. “Hubungan pertahanan memiliki pondasi yang kuat dan berpotensi besar untuk tumbuh, juga kerja sama lainnya termasuk counterterrorism. Kami berharap Indonesia dapat mengambil manfaat dari itu semua,” tambahnya.

Iringan Gamelan Jawa dan berbagai lagu tradisional Jawa, yang dibawakan langsung oleh kelompok Gamelan KBRI Washington menambah nuansa khas Indonesia selama berjalannya resepsi. Para tamu juga dimanjakan dengan berbagai hidangan tanah air, seperti gado-gado, nasi goreng, sate ayam dan sate sapi, serta tempe. Onde-onde, wajik, lapis legit, dan kue pandan rupanya juga cukup menggoda selera para tamu. Sebelum meninggalkan resepsi, seluruh tamu undangan diberikan bingkisan kopi khas Indonesia.

“Persembahan musik tradisional, makanan, dan kue-kuenya, semua sangat mengesankan. Kombinasi yang pas. Kalian mempersiapkannya dengan profesional!” Komentar Patrick, wakil dari Kantor Walikota Washington, D.C. sambil tersenyum dan mengacungkan jempol tangannya.

Ruangan Kennedy Caucus di Russell Senate Building yang menjadi tempat acara resepsi adalah ruangan pertemuan tertua di Senat AS. Dibangun pada tahun1909, ruangan ini pernah menjadi tempat pertemuan dan dengar pendapat sejumlah isu penting, diantaranya investigasi tenggelamnya Kapal Titanic (1912), investigasi Pearl Harbor (1946), dan isu Watergate (1973-1974). Nama Kennedy ditetapkan sebagai nama ruangan tersebut oleh Senat AS pada tahun 2009 untuk menghormati 3 bersaudara Kennedy (John, Robert, dan Edward) yang pernah bertugas sebagai senator.

sumber: kemlu.go.id

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here