Mitos Jawa Ternyata Mengandung Nasihat dan Pesan tersirat

0
489

Berbicara mengenai Jawa memang tak ada habisnya. Mulai dari budaya yang masih dijunjung tinggi, kuliner yang membuat lidah tidak berhenti untuk mencoba berbagai makananya, hingga banyak mitos yang berkembang di Jawa. Mitos yang rasanya sedikit unik bahkan terkadang tidak logis membuat siapapun yang mendengar ingin sekali mengulas maknanya satu persatu. Penasaran pesan apa yang terkandung dalam mitos yang ada di Jawa? Yuk, kita simak beberapa pesan yang tersimpan di dalam mitos yang ada di masyarakat Jawa. Berikut ulasan mengenai Mitos dan Pesan tersiratnya:

1. Menyapu harus bersih, kalau tidak suaminya bakal brewokan

Lagi-lagi urusan kebersihan yang satu ini menjadi mitos sejak dahulu, dan entah siapa yang mempopulerkan mitos seperti itu. Jika dipikir apa hubungannya nyapu dengan jodoh? ah ada ada saja bukan. Usut punya usut ternya jaman dahulu perempuan tidak menyukai laki laki yang brewokan, karena brewok disimbolkan wajah yang tidak terawat. 

Oleh karena itu bagi perempuan Jawa mitos tersebut menjadi momok tersendiri. Mereka tidak ingin kelak memiliki suami seperti itu akhirnya mereka berusaha agar lebih bersih saat menyapu. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih penting dari suami yang brewokan. Berkembangnya mitos ini ternyata merupakan sebuah pesan tersirat yaitu saat menyapu memang sangat dianjurkan semua bagian ikut disapu alias bagian yang disapu harus benar benar bersih. Karena jika masih meninggalkan kotoran akan membuat rumah kita sendiri yang jorok dan bahkan bisa membuat siapapun yang berkunjung tidak nyaman. Pesan dari mitos tersebut adalah untuk selalu menjaga kebersihan rumah terutama dengan rajin menyapu.

2. Gadis tidak boleh duduk di depan pintu, nanti bakal sulit dapat jodoh. 

Jawa juga sangat menjunjung tinggi tata krama dan semua adap tentang tingkah laku. Mitos ini melarang seseorang agar tidak duduk di depan pintu, dan memberi karma berupa sulit mendapatkan jodoh. Jika kita amati secara perlahan. Keberadaan mitos yang tidak memperbolehkan duduk di depan pintu sebenarnya masih masuk akal. Sebab siapapun itu yang duduk didepan pintu akan menghalangi orang lain masuk ke dalam rumah. Bahkan jika ada tamu yang berkunjung itu bakal menghalangi jalan masuk juga.

Jadi pesan yang tersirat pada mitos ini adalah agar kita duduk ditempat yang selayaknya untuk duduk, dan juga dipastikan tidak menghalangi orang lain. 

3. Anak kecil yang keluar saat magrib akan diambil Wewe gombel

Mitos ini sangat manjur untuk menakut-nakuti anak-anak pada Zaman itu. Karena oleh orang tua dulu digambarkan bahwa Wewe gombel adalah sesosok yang sangat menyeramkan dan suka menculik anak-anak kecil. Oleh sebab itu mitos ini digunakan agar anak anak menghentikan aktivitas bermain diluar rumah alias tidak keluar rumah saat hari menjelang petang. 

Waktu magrib adalah waktu pergantian siang ke malam. Bagi sebagian orang waktu ini digunakan sebagai waktu ibadah dan beristirahat dari aktivitas seharian. mengharuskan segala aktivitas yang ada di luar rumah akan hentikan.  Jadi, pesan yang ingin disampaikan dalam mitos ini adalah menggunakan waktu magrib untuk ibadah dan berkumpul bersama keluarga di rumah. 

4. Tidak boleh potong kuku malam hari pamali

Mitos ini beredar dimasyarakat jawa karena pada saat itu belum ada listrik, bahkan penerangan hanya berasal dari lampu ublik. oleh karena itu mitos ini dibuat sembari untuk mencegah tangan kita terluka maupun tergores pada kulit maupun kuku. 

jadi, bukan pamalinya namun menjaga agar seseorang tetap aman saat melakukan aktivitas dengan benda tajam apalagi malam hari. 

5. Jangan Pakai Baju Hijau saat dipantai Selatan nanti diambil Nyi Roro Kidul. 

Keberadaan mitos itu memang telah beredar dimasyarakat Jawa khusus yang berada di daerah Pantai Selatan. Sebenarnya mitos ini untuk beredar di masyarakat untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang buruk saat bermain di Pantai. Kita tau bahwa Pantai Selatan memiliki ombak yang lumayan besar jadi ketika bermain disana dan tidak sengaja terseret ombak orang-orang disekitar kita akan mudah memberikan pertolongan.

Namun bayangin aja deh kalau kita, memakai baju hijau atau biru itu dimana warna itu mirip dengan warna laut, pasti orang disekeliling tidak menyangka jika ada orang yang terseret ombak alias mereka tidak jeli untuk melihat jika ada orang terseret omah. Jadi, sebenarnya selain mungkin ada kepercayaan sebagian orang terhadap keberadaan Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai Penghuni Pantai Selatan. Namun mitos ini juga sebagai kepedulian masyarakat akan pencegahan kecelakaan di Pantai. 

6. Seseorang yang makan dengan posisi tidur bisa jadi ular

Bagaimana mungkin manusia berubah menjadi hewan? ini juga sangat tidak logis. Sebenarnya ada maksud yang tersembunyi pada mitos ini. Larangan tersebut telah mengajarkan kepada kita agar makan sebagaimana dengan posisi yang baik yaitu duduk. Selain itu makan dengan posisi tiduran hanya akan membuat kita mudah tersedak. Dan sebaiknya juga saat makan ada di ruang makan, atau dimeja makan bukan dikamar tidur yang fungsinya untuk istirahat. 

7. Jangan duduk di bantal nanti bisulan

Sebenarnya tidak ada hubungannya antara penyakit bisulan dengan duduk di bantal. Namun mitos ini berkembang untuk menjaga fungsi bantal sebenarnya. Toh, sudah semestinya bukan batal digunakan untuk meletakkan kepala?. Jadi secara tidak langsung mitos ini untuk mengembalikan fungsi bantal yang sesuai dan kita juga tau bahwa tidak sopan jika bantal digunakan untuk tempat duduk. Kecuali jika bantal tersebut telah didesain khusus sebagai alas duduk. 

Itulah beberapa mitos yang tersebar di Jawa, Walaupun terdengar sangat tidak logis. Begitulah kultur masyarakat Jawa dimana sebagian orang masih percaya dengan mitos di tengah era modern yang semakin berkembang. Namun sekarang kita tau, bahwa orang jaman dahulu membuat mitos tersebut secara tidak langsung untuk menyebarkan pesan baik kepada masyarakat.  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here