Milenial Harus Mengetahui Monumen Nasional

0
554

Banyak orang mengenal monumen nasional (monas) sebagai ikon Jakarta. Biasanya orang yang berkunjung ke Jakarta untuk pertama kalinya memiliki daftar tujuan salah satunya singgah ke monumen nasional yang terletak di Jakarta Pusat.

Beberapa orang terutama kaum milenial sudah merasa puas hanya dengan sudah sampai tujuan tanpa mengindahkan proses sejarah monas itu sendiri. Oleh karena itu, mari simak ulasan mengenai Monas berikut ini.

Mengenal Monumen Nasional Lebih Dekat

Monas mulai direncanakan pembangunannya sejak 71 tahun yang lalu, tepat 4 tahun setelah deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia. Lokasinya pun benar-benar diletakan di pusat pemerintahan, tepatnya di depan Istana Merdeka.

1. Tujuan Pembangunan Monas

Tujuan dibangunnya monas tak lain adalah untuk memupuk jiwa patriotrisme. Terlebih untuk generasi penerus dan membangkitkan inspirasi untuk terus berkarya, dinamis, dan rela berkorban untuk negara.

2. Sejarah Monas

Presiden pertama Indonesia yaitu Sukarno. Beliau mulai merencanakan pembangunan monas ketika pusat pemerintah Republik Indonesia berpindah ke Jakarta yang sebelumnya berada di Yogyakarta. Ditambah lagi, pemerintah Belanda telah mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949.

Presiden Sukarno bercita-cita bahwa Tugu Monas akan setara dengan Menara Eiffel di Prancis. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1954, disusunlah komite nasional untuk menyelenggarakan sayembara perancangan Monumen Nasional tahun 1955.

Agenda sayembara pertama kurang berhasil karena dari 51 karya hanya 1 yang memenuhi kriteria panitia yaitu karya Frederich Silaban yang menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan bisa bertahan berabad-abad.

Oleh karena itu, diadakan sayembara kedua pada tahun 1960.

Sayembara kedua pun tidak mendapat hasil yang memuaskan. Dari 136 karya tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria.

Alhasil, ketua juri meminta Silaban untuk memperlihatkan rancangan Monumen Nasional miliknya kepada Presiden Sukarno. Namun, Sukarno kurang berkenan dan meminta Silaban untuk membuat rancangan monumen berbentuk lingga dan yoni.

Rancangan Silaban ternyata membutuhkan biaya yang besar sementara perekonomian Indonesia sedang tidak bagus. Silaban tidak mau merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.

Sukarno tidak lantas berhenti memikirkan pembangunan monas. Dia menunjuk R.M Soedarsono untuk melanjutkan rancangan monas yang dibuat oleh Silaban. Kemudian, Soedarsono menambahkan angka 17, 8 dan 45 sesuai tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Akhirnya, Tugu Monumen Nasional mulai dibangun di lahan seluas 80 hectare pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan kolaborasi arsitek Silaban dan Soedarsono.

3. Pendanaan Proyek Monas

Ternyata dana untuk membangun monas tidak hanya dari pemerintah namun ada beberapa pihak yang ikut memberikan sumbangan. Sumbangan pertama yaitu dari 15 pengusaha bioskop Indonesia senilai Rp49.193.200,01 selama periode November 1961 sampai Januari 1962.

Kedua, dari Teuku Markam berupa emas sebesar 28 kilogram untuk melapisi ikon lidah api yang terletak di puncak monumen. Teuku Markam sendiri adalah pengusaha asal Aceh yang memiliki kedekatan hubungan dengan Sukarno. Sumbangan lainnya berasal dari negara sahabat yaitu Jerman Barat, Jepang, Prancis, dan Italia.

4. Monas Menjadi Objek Wisata

Monas resmi berdiri dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Sebelum itu, pemerintah mengadakan beberapa persiapan. Sejak 20 Agustus 1966 pemerintah mengadakan pendidikan tour guide untuk memandu para pengunjung monas yang pada akhirnya meluluskan 27 orang pemandu.

Pemerintah pun membangun fasilitas pendukung seperti air mancur dan lapangan olahraga agar pengunjung dapat menikmati ruang terbuka hijau dengan sangat nyaman. Saat ini bahkan telah ada air mancur menari yang menjadi daya tarik tambahan.

Nah, itulah sedikit pengetahuan tentang monumen nasional Indonesia yang sepantasnya diketahui oleh para milenial agar semangat berbangsa dan bernegeranya dapat terus tumbuh. Semoga bermanfaat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here