Mengenal Kolintang Sebagai Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara

0
513

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan aneka ragam kebudayaan. Salah satunya adalah kolintang yaitu alat musik tradisional dari Sulawesi Utara dimainkan oleh masyarakat Minahasa. Alat musik ini  dikenal juga dengan sebutan kulintang atau Totobuang. Bentuknya lebih menyerupai alat musik dari suku Jawa dan Sunda yaitu gambang.

Alat musik ini biasanya dimainkan berbarengan dengan gong. Cara memainkannya dengan cara memukulnya menggunakan alat khusus seperti pada gamelan yang dibagian ujungnya dibalut dengan bantalan yang berupa kain. Alat musik dari daerah Minahasa Sulawesu Utara ini terbuat dari kayu lokal yang tergolong cukup ringan. Sehingga dapat menghasilkan tujuh rangkaian nada yang berbeda.

Sejarah Alat Musik Kolintang

Sejarah kolintang dimulai dari sebuah desa di Minahasa yang bernama Tondano. Di Desa ini hiduplah seorang gadis bernama Lintang. Bukan hanya cantik namun juga memiliki suara yang sangat merdu dan juga pandai bernyanyi. Karena kecantikan yang luar biasa inilah maka Lintang menjadi sangat terkenal hingga ke seluruh pelosok Desa. Tidak heran kalau banyak pemuda yang jatuh hati padanya.

Suatu hari muda mudi di Desa Tontano mengadakan pesta. Di pesta itu hadirlah seorang pemuda tampan yang memiliki keahlian membuat ukiran yang bernama Makasiga. Kemudian Makasiga berkenalan dan meminang Lintang. Atas pinangan tersebut Lintang mengajukan sebuah persyaratan. Makasiga diminta mencari sebuah alat musik yang memiliki suara lebih merdu dari seruling emas.

Maka pergilah Makasida untuk mencari sumber suara itu. Siang malam dia keluar masuk hutan agar dapat memenuhi persyaratan yang diajukan Lintang. Suatu malam Makasida merasa kedinginan hingga dia berusaha menghangatkannya dengan cara membelah belah kayu. Keesokkan harinya kayu tersebut dijemurnya sampai kering.

Saat itu tanpa sengaja Makasiga melemparkan kayu tersebut dan saat jatuh membentur tanah, terdengarlah suara yang sangat nyaring. Suara itu terdengar tong ting tang yang didengar oleh dua orang yang sedang berburu. Dari sumber suara itu kemudian disebut dengan kolintang. Sayangnya Makasida dan Lintang tidak sempat berjodoh, karena maut terlebih dulu memisahkannya.

Jenis-Jenis Alat Musik Kolintang

Alat musik tradisional dari Minahasa ini dibedakan menjadi beberapa jenis yang dibedakan dari suara yang dihasilkan. Jenis-jenis suara tersebut diantaranya adalah cella, loway, karua, karua rua, uner, uner rua, katelu, ina esa, ina rua dan ina taweng.

Jenis-jenis suara yang dihasilkan inilah yang menjadikan alat musik trasional ini menjadi sangat unik. Sehingga alat musik tradisional kolintang bukan hanya di kenal di Indonesia namun juga banyak dijuga dikenal di berbagai negara lainnya. Seperti Australia, Inggris dan juga Jerman.

Perkembangan Alat Musik Kolintang

Awal mula perkembangan alat musik tradisional yang satu ini hanya merupakan beberapa potongan kayu yang diletakkan di atas kedua kaki sebagi alasnya. Perkembangan alat musik ini dimulai dengan kedatangan ppangeran Diponegoro di Minahasa yang menaruh jajaran potongan kayu tersebut di atas kaki. Melainkan meletakannya pada peti sesonator yang menjadi alasnya.

Perkembangan selanjutnya adalah rangkaian nada pada alat musik tradisional Minahasa ini oleh seorang seniman tuna netra yang bernama Nelwan katuuk. Tangga nada yang terdapat pada alat musik tradisional ini kemudian disusun kembali yang disesuaiakan dengan susunan nada yang terdapat pada musik universal. Hingga saat ini alat musik ini telah mengalami beberapa perkembangan.

Demikian informasi tentang sejarah alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa Sulawesi Utara yang bernama kolintang. Alat musik tradisional yang satu ini telah mengalami beberapa perkembangan yang kini sudah sangat mendunia. Semoga dapat bermanfaat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here