Mengenal Filosofi Rumah Adat Banten Serta Keunikanya

0
645

Rumah adat banten merupakan salah satu bangunan adat daerah dari beragam suku yang ada di Indonesia. peran rumah adat juga menggambarkan identitas suku serta penyesuaian lingkungan sekitar, hal ini yang menjadikan desain bangunan tersebut sangat menarik.

Bangunan asli banten bernama sulah nyanda, Karena keunikanya sekaligus berperan sebagai warisan nenek moyang, rumah adat ini masih terjaga hingga saat ini dan bisa ditemukan hampir diseluruh Provinsi Banten, terutama di daerah perdesaan.

Desain sulah nyanda dibangun seakan menyatu dengan alam sekitar, seperti halnya suku Badui yang hidup menyatu dengan alam sampai saat ini. Peradaban asli suku ini diyakini sudah lebih dulu ada sebelum Provinsi Banten terbentuk.

Sebagian penduduk suku badui masih melestarikan kebudayaannya dengan mengasingkan diri dari peradaban modern. Hal ini yang membuat kehidupan mereka masih sama seperti masyarakat suku pada ratusan tahun lalu.

Desain Rumah Adat Banten

Rumah adat Banten atau sulah nyanda memiliki bentuk yang sekilas mirip dengan rumah Panggung. Sama halnya seperti kebanyakan rumah adat daerah di Indonesia, sulah nyanda mengusung konsep rumah ramah lingkungan.

Tiang penyangga biasanya terbuat dari kayu yang kokoh, sebab memiliki fungsi yang fatal sebagai penyangga beban rumah beserta isinya. Bagian dinding terbuat dari anyaman bambu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan bilik.

Selain konsepnya yang ramah lingkungan, anyaman bambu dipercaya menciptaan sirkulasi udara yang baik, sehingga menambah nuansa nyaman. Lantai rumah sulah nyanda umumnya terbuat dari papan kayu atau bambu, sedangkan bagian atap memakai injuk yang digunakan sebagai penutup dengan dibalut kerangka bambu.

Desainnya yang tidak menyentuh tanah, juga bisa melindungi mereka dari ancaman hewan buas seperti ular atau hewan karnivora lainya maupun genangan air. Sehingga akan menciptakan rasa aman bagi mereka.

Keunikan Rumah Adat Banten

Rumah adat banten atau sulah nyanda memang memiliki keunikan dari segi arsitektur, ruangan sampai filosofi yang terkandung disetiap rumah adat tersebut. Dibagi menjadi empat ruangan, masing-masing mempuyai fungsi tersendiri diantaranya sebagai berikut.

1. Seroso

Seroso merupakan sebutan dari area bagian terdepan rumah. Fungsinya sebagai ruang penyambutan tamu, bersantai, juga bisa digunakan untuk aktivitas menenun atau bersantai.

2. Tepas

Bagian tengah rumah ini disebut Tepas. Biasanya ruangan ini dijadikan sebagai area bersantai serta tempat dimana aggota keluarga berkumpul bersama. Namun bisa juga sebagai area beristirahat atau tidur malam.

3. Ipah

Ipah merupakan ruangan belakang dari rumah adat banten, area ini biasanya dijadikan dapur. selain untuk aktivitas memasak, juga berguna sebagai tempat menampung persediaan makanan untuk keluarga.

4. Leuit

Ruangan terakhir yaitu Leuit. Bagian rumah ini berguna untuk menyimpan hasil bumi atau berkebun, namun letaknya yang tidak benar-benar berada dalam rumah. Area ini sering dianggap masyarakat sebagai ruangan ketahanan pangan.

Filosofi Rumah Adat Banten

Filosofi rumah adat banten (sulah nyanda) bisa dilihat dari suku Badui yang mempertahankan keaslian budaya dengan menghargai alam. Sehingga bentuk serta pembangunan rumah ini sangat berkaitan dengan kelestarian alam.

Setiap bentuk dan konsep arsitektur yang mereka terapkan sebenarnya mempunyai tujuan serta makna yang sangat baik. Misalnya, tidak adanya jendela yang menyimbolkan pesan bagi siapa saja yang ingin melihat bagian dalam rumah harus masuk dan bertamu.

Cara membangunnya yang dilakuan secara gotong royong juga menyimbolkan tingginya ikatan persaudaraan antar masyarakat suku. Bangunan rumah yang menghadap utara atau selatan juga dipercayai sebagai arah rumah yang baik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here