Membangkitkan Semangat Setelah Gagal “Move on”

0
203

Siapakah yang tidak pernah merasakan kegagalan?, tentu saja setiap orang pernah merasakan gagal, baik itu anak- anak maupun orang dewasa. Namun bagaimana mereka mampu untuk bangkit dari kegagalan adalah merupakan perjuangan yang memiliki nilai mahal. Karena tidak semua orang mampu bangkit dari kegagalan.

Terkadang banyak yang mengalami frustasi bahkan terjadi suicide atau bunuh diri. Semua tergangtung kepada kualitas iman dan taqwa seseorang serta peran orang- orang yang berada dikeliling mereka. Sekarang kita fokusnya kepada anak. Dan tentunya orang tua terlebih dahulu harus mampu untuk dapat berjuang agar mampu bangkit jika pernah gagal.

Dikutip dari childmind.org, Dr. Amanda Mintzer, psikolog klinis di Child Mind Institute mengungkapkan bahwa memiliki kemampuan mengatasi kegagalan akan sangat penting untuk membantu anak mencapai tujuan dan target-target hidupnya yang lain di masa yang akan datang. Selama kita bisa membantu mengarahkan anak, kegagalan bagi seorang anak bisa jadi suntikan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dan mandiri nantinya.

Untuk menyemangatinya agar tidak patah arang, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, seperti menunjukkan sikap empati terhadap anak. Dengan kita memposisikan diri sebagai dirinya, anak akan merasakan dirinya itu sendirian. Misalnya dengan mengungkapkan, “iya bunda paham Ari sangat kecewa dengan kegagalan ini dan ingin melakukan yang lebih baik, bunda yakin kamu bisa nak”.

Lalu menjadi panutan bagi anak, dengan menceritakan pengalaman kegagalan yang pernah kita alami. Dan dengan menceritakan juga apa dan bagaimana cara kita menaklukkan kegagalan itu hingga bisa mencapai sesuatu yang lebih besar yaitu sukses.

Kita menjelaskan bagaimana sukses setiap orang itu berbeda- beda. Seterusnya menceritakan kisah perjuangan orang- orang hebat, seperti sahabat Rasulullah dan Rasulullah dalam menegakkan agama Islam atau orang- orang hebat lainnya yang mampu bangkit dari kegagalan. Berikan pemahaman bahwa gagal bukanlah akhir dari segalanya.

Mengajarkan anak untuk belajar menerima kegagalan. Karena dengan menerima kegagalan bisa membuat kondisi mental seorang anak lebih stabil. Daripada terus meratapi kegagalan yang ada, lebih baik menerima kenyataan. Kita bisa mengizinkan anak mengeluarkan semua isi hatinya soal kesedihan yang dirasakan.

Kita bisa jadi pendengar yang baik dan menggenggam tangannya untuk memberinya kekuatan. Dan membuat rencana baru yang lebih baik. Kita mulai mengajak anak untuk mulai melakukan atau merencanakan sesuatu yang baru kedepannya. Membawa dan membakar semangat baru anak untuk melakukan hal yang baru.

Bersama mengambil pelajaran dari kegagalan yang ada, lalu jadikan motivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik tanpa mengulangi kesalahan yang sama kedepannya. Karena kegagalan adalah guru terbaik bagi kita, andai kita mampu belajar darinya. Dengan sebuah kegagalan anak dapat menempa mentalnya menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar nantinya dikemudian hari.

Semoga anak- anak kita mampu bangkit dengan baik dan bertanggung jawab dengan dirinya. Mampu menyelesaikan semua masalah tanpa haru lari dari kenyataan yang ada. Dan mereka tumbuh baik serta kuat menghadapi semua kerikil dalam kehidupan. Karena sejatinya hidup tidak akan selamanya mulus, selalu ada kerikil yang bisa dijadikan loncatan agar kita mampu menjadi dewasa. Karena kedewasaan bukanlah perkara usia, namun bagaimana kita mampu menyelesaikan semua perkara dengan hati dan fikiran terbuka dan positif dan tetap tenang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here