Mari Mengenal Arsitektur Tradisional Akan Rumah Adat Minahasa

0
469

Setiap daerah pasti memiliki desain tersendiri akan rumah adatnya. Terkadang desain rumah adat seperti halnya rumah adat Minahasa, menggunakan arsitektur tradisional dengan mengangkat tema khusus dari wilayah tersebut. Dan tentunya arsitektur tradisional yang digunakan adalah cerminan suatu daerah dan sebagai pembeda dengan daerah lainnya.

Arsitektur tradisional juga merupakan desain rumah adat yang diwarisi dari pendahulu. Dengan tetap mempertimbangkan kegunaan dari rumah adat layaknya rumah modern yaitu sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan.

Namun arsitektur tradisional menambahkan desain yang diperuntukkan guna melindungi dari gangguan seperti hewan buas dan tahan gempa. Rumah adat Minahasa memiliki desain tradisional dengan tema khas dari daerah tersebut. Mari kita simak sampai selesai ulasannya:

Fungsi Rumah Adat Minahasa

Rumah adat Minahasa memiliki fungsi yang sama dengan rumah lainnya yaitu sebagai tempat tinggal. Terdiri dari teras atau setup, ruang tamu atau leloangan, kamar tidur dan ruang tengah atau pores. Bagian depan rumah atau setup biasa difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu terlebih saat diadakannya upacara adat keluarga. Para tamu juga makan di ruangan ini.

Ciri Khas Rumah Adat Minahasa

Rumah berbentuk panggung dengan dilengkapi tiang penyangga sebanyak 16 hingga 18 ini menjadi ciri khas akan rumah Minahasa ini. Juga ciri khas lainnya berupa tangga kembar di bagian depan rumah Minahasa.

Pondasi

Pondasi yang digunakan pada rumah Minahasa adalah fondasi yang terbuat dari batu maupun kayu dari pohon kelapa. Besarnya fondasi yang digunakan disesuaikan dengan besar rumah yang akan dibuat.

Bagian tangga

Rumah Minahasa memiliki dua buah tangga yang diletakkan pada sisi kanan dan kiri rumah tersebut.

Bagian atap

Rumah Minahasa tidak menggunakan genteng sebagai atap rumah mereka. Karena beranggapan bahwa genteng yang terbuat dari tanah, hanya layak diperuntukkan bagi orang mati saja yang dikubur di dalam tanah.

Maka orang yang masih hidup agar tidak bernaung di bawah atap yang terbuat dari tanah atau genteng. Penggunaan genteng sebagai atap hanya dilakukan oleh pendatang saja yang ada diwilayah setempat.

Namun sebagai alternatif, masyarakat Minahasa menggunakan daun rumbia atau pohon ijuk. Saat ini penggunaan atap rumbia terkendala dikarenakan pohon rumbia yang sudah langka sementara usia pemakaian daun rumbia sebagai genteng hanya bertahan maksimal 3 tahun saja.

Semoga desain rumah adat Minahasa dapat menjadi inspirasi bagi anda dalam membangun rumah pribadi dengan nuansa tradisional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here