Kalibiru, Sungai Biru di Antara Serpihan Surga Raja Ampat

1
737

Apa yang terbesit jika kita mendengar nama: Raja Ampat? Ya, bicara tentang Raja Ampat tentu akan sangat sulit untuk tidak menyertakan gugusan pulau karang dan bentangan pantai yang cantik. Namun, di antara gugusan dan serpihan surga yang jatuh ke salah satu destinasi wisata terfavorit di Indonesia tersebut, ada satu lagi spot yang kian menambah keistimewaan Raja Ampat. Disalah satu sudutnya, kita akan menemukan salah satu sungai yang tidak kalah unikanya. Ya, Kalibiru adalah nama yang disematkan pada sungai tersebut. Sesuai namanya, air sungai ini bewarna biru, lho!

Warga Lokal Juga Menyebutnya ‘Warabiae’

Sungai Kalibiru ini seolah memancarkan warna biru dengan pencahayaan bawah air yang cerah. Apabila diperhatikan lebih, warna yang dipancarkan sebenarnya berwarna biru turkis.

Warga lokal juga menyebutnya dengan nama Warabiae, yang memiliki makna yang hampir sama dengan kondisi air Kalibiru. Nama itu itu sendiri mempunyai arti: sungai yang berwarna biru jernih.

Sembunyi di Tempat Tersembunyi

Warna air yang disuguhkan Kalibiru Raja Ampat sendiri masih tergolong alami. Biru turkis cerah tampil tanpa adanya campur tangan perwarna buatan, teknologi ini-itu ataupun pengaruh hasil pengolahan limbah pabrik.

Tidak berhenti di situ saja, sungai biru yang terletak di Kampung Warsambin, Papua Barat tersebut berada di tengah-tengah pedalaman hutan yang masih terjaga. Hal itulah yang membuat keindahannya semakin menjadi khas.

Jernih Hingga Menembus Dasar

Kilau biru jernih bakal tembus hingga kita bisa melihat bagian dasar sungai. Rangsekan cahaya matahari yang menembus celah air seakan memberikan pencahayaan tambahan yang mebuat takjub.

Untuk diketahui nih, Kalibiru sendiri baru dibuka untuk umum pada tahun 2016. Namun, siapa sangka sungai biru turkis yang menakjubkan ini langsung menjelma pesat menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan hanya dalam dua tahun.

Lengkap dengan Kesan dan Sensasi Segar

Melihat airnya saja, kita mungkin saja akan langsung tergoda untuk cepat-cepat terjun ke air dan berenang-renang asyik. Bukan hanya mengandalkan warna biru jernihnya saja, Kalibiru kian lengkap dengan kesan segar ketika dinikmati mata dan sensasi segar ketika dirasakan indera perasa.

Karena saking indahnya itulah, warga sekitar berharap untuk siklus sungai Kalibiru tetap terjaga. Bersih dan tetap alami. Hal ini tentu bukan melulu menjadi tugas warga lokal saja, melainkan wisatawan yang datang mencicipi salah satu serpihan dari gugusan surga yang ada di Raja Ampat, Papua Barat ini.

Jadi Incaran Libur Akhir Pekan

Kalibiru biasanya akan ramai menerima kunjungan di akhir pekan atau selama musim liburan tiba. Padahal, perjalanan untuk menyambanginya tidak bisa juga dikatakan mudah. Kita perlu melintasi jalur darat dan laut untuk menemukan sungai yang sembunyi di tempat tersembunyi di balik pedalaman hutan.

Untuk aksesbilitasnya, perjalanan akan diawali dengan menggunakan perahu cepat dari Waisai. Kurang lebih kita akan membutuhkan waktu selama satu jam untuk sampai di dermaga. Belum usai, kita harus melanjutkan perjalanan menggunakan perahu nelayan kecil selama 15, sebelum akhirnya mesti berjalan kaki menembus hutan sekitar 10 menit lamanya.

Lelah yang Segera Terbayarkan

Perjalanan yang cukup panjang itu jelas bakal menguras tenaga. Kendati demikian perjuangan itu akan segera lunas ketika Kalibiru sudah berada di depan mata. Wisatawan asing juga kerap menyamakan sungai biru ini dengan Danau Kaindy yang berada di Kazakhstan.

Belum lagi, kita akan merasakan sensasi segar dari air biru jernihnya itu. Kesegaran yang dihasilkan boleh jadi datang dari suhu air sungai yang terjaga di antara 10 sampai 20 derajat celsius. Keren, bukan?

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here