Fakta Unik Bekantan, Monyet Belanda Kalimantan

0
484

Bekantan (Nasalis Larvatus) merupakan salah satu primata endemik Kalimantan yang dilindungi. Secara internasional satwa ini termasuk dalam CITES (conventionon International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appendix I, yaitu jenis satwa yang secara internasional dilarang untuk diperdagangkan.

Spesies ini masuk dalam daftar satwa yang terancam punah. Sebab, telah terjadi penurunan populasi di seluruh lokasi sebenarnya akibat dari perburuan serta perusakan habitat secara terus menerus.

Monyet Belanda ini merupakan mascot dunia fantasi. Anda pasti ingat, bukan? Monyet dengan hidung besar dan bulu keemasan yang selalu menunjukkan keeksotisannya saat Anda memasuki kawasan TN Sebangau.

Morfologi Bekantan

Hewan khas Kalimantan ini memiliki ciri khusus yang berbeda dari jenis primata lain, yaitu hidungnya yang besar. Hidung pada yang jantan bisa mencapai lebih dari 7,5 cm. Hidung pada jantan tersebut akan terus berkembang meskipun hewan ini sudah mencapai fase dewasa.

Bentuk hidung pada jantan dewasa panjang dan melengkung ke bawah. Menurut para ahli bahwa hidung jantan tersebut merupakan hasil adaptasi seleksi. Sedangkan, betina satwa ini lebih tertarik pada jantan yang berhidung besar. Hidung betina hewan ini berukuran lebih kecil, seukuran dengan hidung manusia dan mencuat ke atas.

Ciri khas lain yang dimiliki satwa ini yaitu perut yang buncit. Hal tersebut karena daun-daunan yang dimakan oleh hewan ini memiliki nutrisi yang rendah. Sehingga hewan ini membutuhkan energi dan nutrisi lebih dengan mengonsumsi daun-daunan dalam jumlah besar.

Habitat

Bekantan pada umumnya menyukai habitat hutan lahan basah, yaitu hutan mangrove, hutan rawa gambut. Satwa endemik Kalimantan hidup secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 22 individu, tergantung dengan ketersediaan pakan pada habitatnya.

Pakan

Makanan pokok dari hewan ini adalah daun-daun muda (pucuk) dan sering ditemukan mereka memakan pucuk tumpukan mangrove. Sekitar 95% makanan mereka berupa daun dan 5% berupa bunga. Jika dilihat dari jumlah daun yang dikonsumsi satwa ini, maka diduga bekantan merupakan jenis monyet pemakan daun lebih banyak di antara jenis monyet yang termasuk dalam anak suku Colobinae.

Penyebaran Bekantan

Bekantan hanya terdapat di Pulau Borneo, yang masuk dalam tiga negara di antaranya Indonesia, Brunai Darusalam dan Malaysia. Penyebaran di Kalimantan meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Di Kalimantan Timur meliputi daerah Taman Nasional Kutai, Sungai Kayan, Tanjung Redeb, Sungai Sepaku, Teluk Balikpapan, Tenggarong, Suangai Mariam, Delta Mahakam dan Sungai Samboja.

Taman Nasional Sebangau yang di apit dua sungai besar yaitu Sungai Sebangau dan Sungai Katingan, merupakan salah satu habitat satwa ini. Keberadaan satwa ini di kawasan TN Sebangau hanya bisa di jumpai di beberapa titik yaitu di sungai Musang dan sungai Bulan. Sedangkan satwa ini jarang ditemukan di sungai Sebangau.

Menurunnya kualitas habitat akibat illegal logging menjadi ancaman terhadap populasi satwa khas Kalimantan di kawasan Taman Nasional Sebangau. Balai TN Sebangau bekerjasama dengan Dinas Kehutanan, BPDAS Kahayan dan LSM melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas habitat satwa ini. Di antara bentuk perbaikan tersebut yaitu dengan melakukan penanaman jenis tumbuhan pakan bekantan. Dengan demikian diharapkan agar satwa ini tetap terjaga kelestariannya dan tidak punah.

Masih banyak kalangan yang belum sadar bahwa satwa ini dilindungi. Sebagian orang mungkin hanya mengetahui hewan ini hanya sebagai maskot tempat rekreasi kota Jakarta.

Demikianlah artikel mengenai Bekantan, Monyet Belanda yang mempesona. Satwa-satwa di Indonesia sudah semestinya dilestarikan keberadaannya, termasuk satwa khas Kalimantan ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here