Deretan Kebiasaan Yang  Membuat Culture Shock Orang Korea Saat Pertama Kali Tinggal Di Indonesia

0
249

Diantara suku Jawa dan Kalimantan, pasti memiliki budaya atau kebiasaan yang berbeda padahal masih dalam lingkup negara yang sama. Pasti sudah bisa dibayangkan, bagaimana jika dua negara yang berbeda.  Misalnya saat orang Korea tinggal pertama kali di Indonesia, pasti Ia akan menjumpai perbedaan budaya yang menyebabkan culture shock orang Korea tersebut.

Gegar budaya atau biasa disebut sebagai culture shock adalah istilah untuk menggambarkan keadaan kegelisahan seseorang terhadap kondisi masyarakat. Selain itu juga bisa menggambar keadaan kebingungan, atau heran saat orang tinggal dalam budaya yang berbeda dengan sebelumnya.

Hal tersebut sebenarnya wajar terjadi, pasalnya tiap negara atau wilayah tentu memiliki perbedaan kebiasaan. Termasuk keragaman kebudayaan dan kebiasaan di Indonesia pasti bisa menimbulkan culture shock warga asing. Berikut ini ulasan culture shock yang sering dialami warga asing khusus Korea, saat pertama kali tinggal di Indonesia:

1. Orang Indonesia Murah Senyum dan Ramah

Sebenarnya bagi orang Indonesia menyapa orang lain, tidak perlu saling mengenal terlebih dahulu. Kita sebagai orang Indonesia, bisa bersikap ramah terhadap orang baru. Pasalnya orang tua jaman dulu sering mengajarkan anaknya untuk ramah dan saling sapa kepada orang sekitarnya.

Tetapi, tahukah Kamu jika keramahan ini bagi orang asing bukan hal yang lumrah. Pasalnya senyum ramah apalagi menyapa seperti “selamat pagi” dengan orang lain yang tidak Kamu kenal akan dianggap aneh.

Walaupun demikian budaya atau kebiasaan ini menurut beberapa orang asing jadi daya tarik tersendiri. Senyum dan sapa secara tidak langsung bisa membuat orang lebih nyaman dan merasa lebih positif juga. Tidak heran banyak orang asing nyaman saat tinggal di Indonesia karena perlakuan tersebut.

2. Banyak Kendaraan Pribadi

Kemudian yang menjadi culture shock Orang Korea selanjutnya adalah lalu lalang kendaraan pribadi di jalanan kota. Pasalnya orang Korea lebih sering menggunakan transportasi umum ataupun jalan kaki untuk menuju satu tempat ke tempat yang lain. Bahkan untuk kegiatan bekerja dan sekolah juga demikian.

Tetapi, jika di Indonesia misalnya di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya akan jarang ditemukan orang berjalan kaki. Kebanyakan akan membawa kendaraan pribadinya baik mobil ataupun sepeda motor. Hal serupa yang tidak kalah membuat orang asing heran adalah jarang terjadi kecelakaan padahal mobilitas motor sangat tinggi.

Banyaknya alat transportasi di jalan membuat beberapa lokasi perkotaan tidak jarang macet. Dan hal ini juga membuat culture shock warga asing saat pertama kali tinggal atau berlibur di Indonesia.

Namun sebenarnya, kemacetan dan polusi di Indonesia umumnya terjadi hanya di kota besar saja. Tetapi, jika Mereka tinggal di Desa pasti akan mendapatkan kondisi yang berbeda. Sebab di Desa tidak akan ada macet yang parah seperti di kota.

3. Semua Orang Indonesia Beragama

Sesuai dengan sila pertama yang menyatakan bahwa Ketuhan yang Maha Esa, sehingga semua orang di Indonesia pasti memeluk agama. Walaupun tidak pada satu kepercayaan yang sama, tetapi bisa dipastikan hampir 90% orang Indonesia pasti memeluk agama. Dimana paling banyak diantaranya memeluk agama Islam.

Hal tersebut juga dibuktikan pada identitas diri yang selalu menyertakan agama. Sehingga untuk masalah bertanya tentang agama bukan lagi obrolan sensitif.  Namun, berbeda dengan masyarakat di Korea dimana umumnya orang tidak memiliki agama.

Bahkan hanya 30-40% saja orang beragama. Dan selain itu Mereka tidak memiliki agama atau atheis. Termasuk juga suara adzan 5x sehari yang hampir dijumpai di seluruh wilayah di Indonesia.  Sikap dan budaya seperti ini yang sempat membuat culture shock orang Korea.

4. Toilet Menggunakan Air

Akan dibahas mengenai sanitasi khususnya toilet umum yang ada di Indonesia. Hal yang membuat orang Korea mengalami culture shock adalah kondisi toilet umum yang lebih sering menggunakan air daripada tisu. Sehingga banyak diantara Mereka yang membawa tisu sendiri saat bepergian ke luar.

Seperti yang Kita pahami, air menjadi salah satu terpenting dalam kegiatan masyarakat di Indonesia. Bukan hanya untuk keperluan masak, minum, dan mandi saja. Namun, untuk membilas tubuh saat selesai BAK atau BAB.

Orang Indonesia asli merasa bahwa dengan membilas air kencing atau air besar menggunakan air terasa lebih bersih daripada menggunakan tisu saja. Menggunakan tisu hanya untuk mengelap air, bukan mengelap sisa dari BAB atau BAK.

5. Tidak Mudah Menemukan Anjing Liar

Hewan peliharaan yang sudah sangat umum ditemukan di Korea adalah Anjing, bisa dikatakan hampir setiap rumah pasti memilikinya. Namun, hal ini tidak berlaku di Indonesia pada umumnya yang jarang memelihara Anjing.

Jarangnya ditemukan Anjing sebenarnya bisa dikaitkan dengan penganut agama Islam yang jadi mayoritas di Indonesia. Dimana dalam ajaran Islam sendiri, ada peraturan bahwa ada perlakuan yang lebih rumit saat membersihkan air liur Anjing tersebut dari badan.

Maka dari itu, untuk meminimalisir terkenanya badan oleh air liur Anjing membuat banyak masyarakat tidak memeliharanya. Dan sebagai gantinya banyak ditemukan kucing di rumah-rumah warga. Tetapi, perlu diketahui jika pergi ke Bali, Anjing masih banyak ditemukan. Pasalnya warga disana umumnya beragama non Islam.

6. Makan Menggunakan Tangan Dan Kebiasaan Selesai Makan Di Restoran

Kemudian salah satu yang menjadi culture shock orang Korea selanjutnya adalah kebiasaan orang Indonesia yang makan menggunakan tangan secara langsung. Pasalnya kebiasaan orang Korea adalah makan menggunakan sumpit ataupun sendok.

Sehingga makan menggunakan tangan membuat Mereka heran. Bahkan orang asing merasa kesulitan untuk melakukan hal yang sama. Masih membicarakan seputar makan, hal yang bagi orang Indonesia biasa saja tetapi cukup membuat orang bergeleng-geleng kepala selain saat makan, juga setelah makan.

Khususnya saat makan di kedai atau restoran. Jika pada umumnya orang Korea selesai makan akan membersihkan sisa makanan Mereka, sesimpel dengan membuang bungkus makanan ke tempat sampah. Namun, para pelanggan restoran yang kebetulan orang Indonesia sering meninggalkan sisa sampah di meja tersebut.

7. Penggunaan Media Sosial Yang Aktif

Salah satu media sosial yang cukup populer dikalangan masyarakat Indonesia ada Instagram. Sehingga bisa dikatakan hampir semua orang memilikinya. Instagram jadi media wajib yang digunakan untuk memposting dan sharing kegiatan sehari-hari orang Indonesia.

Bahkan untuk memposting aktivitas “pribadi” misalnya jalan-jalan, berpacaran, curhatan jadi hal yang sangat lumrah di IG. Tetapi jika di Korea kegiatan tersebut dianggap memalukan, jadi Mereka lebih sering tertutup dengan hal pribadi Mereka.

Maka jika diperhatikan memang orang Korea umumnya jarang aktif di media sosial IG tersebut, kecuali jika Dia seorang selebgram atau artis. Ini lah yang juga menjadi salah satu culture shock orang Korea. Demikian itu beberapa ulasan mengenai culture shock yang sering dialami warga asing, saat pertama kali tinggal di Indonesia. Hal tersebut sebenarnya menandakan bahwa setiap negara memiliki budaya yang berbeda-beda. Tentunya hal tersebut bisa untuk menambah pengalaman dan bisa untuk diambil hal positifnya juga. Namun yang lebih penting adalah saling menghormati budaya setempat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here