Bakaua, Adat Nagari Sijunjung

0
518

Upacara adat bakaua (berkaul) merupakan ritual adat yang rutin dilakukan di Nagari Sijunjung, Sumatera Barat sebelum turun ke sawah. Upacara ini biasanya diadakan di Tabek, Jorong Pudak Nagari Sijunjung. Seluruh Tokoh Adat di Nagari beserta Pemimpin Pemerintahan baik di tingkat Kabupaten maupun Kecamatan berkumpul bersama pada acara bakaua tersebut. Untuk tahun 2021, acara bakaua telah dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2021.

Sebelumnya untuk menghiasi semaraknya upacara adat bakaua, masyarakat di Nagari membuat masakan khas yang selalu ada pada setiap kali bakaua digelar, yakni malamang atau memasak lemang. Dan dilanjutkan pada malam harinya dengan menggelar acara kesenian tradisional seperti randai, silat tari- tarian dan lain- lain. Ketika subuh sebelum acara bakaua dimulai, masyarakat mengadakan potong kerbau sebagai rasa syukur kepada Tuhan.

Menurut Yasran Fuadi, SP selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian Kecamatan Sijunjung pada tanggal 24 juni lalu, ada beberapa hal yang dibahas dalam upacara adat bakaua tetsebut antara lain, jadwal rencana bercocok tanam serentak, bibit padi unggul yang akan ditanam, proses pemupukan dan jenis pupuk yang digunakan serta bantuan- bantuan yang akan diberi atau disalurkan oleh Pemerintah untuk para petani.

Puncak acara adat ini ditandai dengan makan bajamba dan dikukuhkan dengan pidato adat. Hidangan yang disajikan merupakan beban yang dibawa oleh para bundo kanduang dengan menggunakan dulang perwakilan dari seluruh suku yang ada di Nagari Sijunjung. Prosesi manjujuang dulang (menjujung dulang) dibawakan oleh perwakilan bundo  kanduang setiap suku dan didalamnya terdapat berbagai masakan khas dan penganan khas daerah Sijunjung.

maarak adat bakaua

Bakaua (berkaul) memiliki makna sebagai wujud syukur kepada Allah SWT sebelum penanaman padi dimulai, sekaligus permohonan doa agar hasil panen nantinya kembali melimpah. Begitupun situasi Nagari, diharapkan dijauhkan dari segala petaka, dan bala bahaya. Ataupun berbagai bentuk kejadian yang dapat merugikan Nagari, Korong, dan kampung.

Tradisi bakaua sendiri sudah dilangsungkan dari tahun- tahun yang lampau oleh para nenek moyang, dan tak jarang masyarakat mengganggap tradisi ini merupakan sebuah perayaan besar. Dari pengakuan salah seorang ibu beberapa waktu yang lalu “ kami membeli baju baru untuk menghadiri upacara bakaua di tabek”.

Meskipun ditengah pandemi covid 19, upacara adat bakauah berjalan dengan lancar dengan mempertahankan protocol kesehatan. Terlihat seluruh Tokoh Adat, masyarakat maupun Pememimpin Pemerintahan menggunakan masker. Diharapkan  budaya  yang sudah bertahan sejak lama ini akan tetap dilestarikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here