8 Tradisi Unik Masyarakat di Indonesia

Tradisi Masyarakat Indonesia | Indonesia adalah sebuah Negara yang sangat kaya akan keragaman suku dan tradisi atau adat istiadat. Bahkan, Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), terdapat tidak kurang dari 100 suku yang tersebar di berbagai penjuru wilayah di Indonesia.

Masing-masing suku di Indonesia memiliki tradisi khas dan budaya yang unik yang tidak dimiliki oleh suku lainnya. Berikut ini akan dibahas Tradisi Masyarakat Indonesia yang menjadi ciri khas masing-masing suku.

Tradisi Seba (Banten, Jawa Barat)

Meski Tidak begitu jauh dari pusat kota modern Banten, Suku Baduy Banten Jawa Barat pedalaman tetap teguh menjaga keaslian tradisinya untuk berjalan kaki jarak jauh tanpa menggunakan kendaraan.

Setiap tahun, suku baduy melakukan tradisi Seba ini dengan cara berjalan kaki tanpa kendaraan dari arah Rangkasbitung, lalu menempuh jarak sejauh 100 km untuk melakukan silaturahmi kepada sanak kerabat.

Terkadang, tradisi Seba dilakukan juga dengan bertemu para tokoh pemerintahan, bahkan sudah beberapa kali dilakukan dengan mengunjungi beberapa pejabat pemerintahan yang bertugas sebagai kepala daerah (Gubernur ataupun Bupati).

Pada setiap acara pertemuan dengan para pejabat tersebut, para pemangku adat selalu akan menyampaikan pesan dan informasi penting kepada kepala daerah tersebut.

Tradisi Titi (Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat)

Tradisi masyarakat Indonesia berikutnya berasal dari pulau sumatera. Suku Mentawai yang berdomisili di kepulauan Mentawai Sumatera Barat mempunyai sebuah tradisi khas yang disebut tradisi titi atau yang dikenal juga dengan tradisi membuat tato di sekujur tubuh. 

Namun, tradisi Menato tubuh di daerah ini, tidak seperti dan semudah yang anda bayangkan dan tidak sama dengan yangbanyak anda temukan di berbagai kota besar tanah air. Sebab, tradisi titi dirangkaikan dengan berbagai ritual adat setempat yang untuk mempersiapkannya akan membutuhkan waktu lama, bahkan hingga berbulan-bulan.

Dalam tradisi ini, penduduk mengadakan ritual adat yang biasanya dipimpin oleh dukun adat. Berikutnya, tuan rumah sebagai pihak yang akan ditato harus dan wajib mengadakan pesta sebagaimana pesta pernikahan, serta menyembelih ayam dan babi untuk acaranya tersebut.

Gambar dan Motif tatonyapun juga tidak sembarang, sebab fungsi tato ini adalah sebagai pengenal atau identitas kesejatian diri dari setiap anggota Suku Mentawai. Dalam proses pembuatannya, pembuatan tato dalam tradisi titi dilakukan secara manual tradisional, yaitu dengan menusukkan jarum yang bertangkai kayu ke bagian tubuh yang akan ditato.

Bahan Jarumnya pun tidak sembarangan, ia dibuat dari sisa tulang hewan ataupun potongan kayu karai runcing.

Tradisi Rambu Solo (Tana Toraja, Sulawesi Selatan)

Tana Toraja Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah di tanah air yang terkenal mempunyai tradisi unik yang sangat banyak, khususnya tradisi masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan kematian seseorang. Salah satu tradisi yang menjadi ritual wajib dan harus dilakukan ketika ada anggota keluarga yang meninggal adalah tradisi rambu solo.

Rambu solo adalah tradisi pemakaman mayat dengan serangkaian proses dan ritual adat tertentu. Hal ini adalah hal yang sangat wajib bagi penduduk setempat.

Jika hal ini tidak dilakukan, penduduk setempat percaya bahwa arwah orang yang meninggal tersebut akan menyebabkan musibah kepada keluarganya yang ditinggalkan.

Meskipun sudah meninggal, jika ritual rambu solo belum dilaksanakan, maka mayat orang yang meninggal tersebut belum dianggap meninggal, serta akan diperlakukan sebagaimana orang hidup yang sakit.

Keluarganya akan tetap merawatnya, dengan cara memberikan berbagai sesaji di sekitar mayatnya, seperti makanan kesukaannya, minuman kesukaannya, bahkan rokok, daun sirih, dan lain-lainnya. Tradisi Rambu Solo biasanya diadakan oleh penduduk tana toraja pada Juli dan Agustus setiap tahunnya.

Tradisi Pasola (Sumba, Nusa Tenggara Timur)

Tradisi Pasola merupakan sebuah tradisi yang berbentuk permainan uji ketangkasan dan ketetapatan melempar lembing kayu pada sasaran tertentu, yang dilakukan sambil menunggang seekor kuda. Tradisi ini dilakukan oleh para penduduk yang berdomisili di daerah kecamatan-Wanokaka, Kabupaten Sumba-Barat, Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur).

Tradisi ini terus berkembang dari generasi ke generasi, serta menjadi sebuah tradisi budaya yang khas bagi penduduk di daerah ini.

Acara ini bisanya diselenggarakan untuk menyambut musim tanam. Pada Zaman dahulu, para penduduk percaya bahwa dengan terjadinya berbagai kecelakaan ketika acara ini berlangsung, maka hal itu akan menjadi tanda akan baiknya hasil pertanian nantinya. Hingga saat ini, para penduduk tetap melestrasikan tradisi ini dengan tujuan untuk menjaga tradisi warisan leluhur.

Tradisi Bakar Tongkang (Bagan Siapiapi, Riau)

Tradisi Bakar Tongkang adalah tradisi para Keturunan etnis Tionghoa yang berada di daerah Bagan Siapiapi, Provinsi Riau. Meski saat ini sudah dianggap sebagai tradisi spesial tahunan yang diselenggarakan setiap Juni, tradisi ini awalnya adalah sebuah bentuk keputusasaan bagi  masyarakat etnis Tionghoa, agar mereka bisa menetap di sebuah wilayah yang baru.

Ritual dalam tradisi ini dilakukan dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan membuat sebuah kapal layar, yang nanti dalama prosesi ritualnya akan dibakar.

Tradisi ini juga merupakan pengingat bagi masyarakat etnis tionghoa yang berdomisili di Bagan Siapiapi, agar tidak pernah lupa dengan daerah asal dan kampung halamannya. Sebelum tradisi intinya, setiap kelenteng yang ada di daerrah tersebut akan melakukan pula sebuah upacara untuk pemanggilan roh.

Tradisi Tatung (Singkawang, Kalimantan Barat)

Tradisi Tatung adalah sebuah tradisi yang berbentuk Layaknya sebuah atraksi debus, jika anda belum pernah melihatnya, maka anda akan merasa ngeri saat melihat berlangsungnya tradisi Tatung ini di daerah Singkawang.

Dalam rangka memeriahkan acar Cap Go-Meh Singkawang, terdapat ratusan orang akan anda lihat dengan berani melakukan tradisi tersebut. Secara bahasa, kata Tatung sendiri berasal dari bahasa Hakka, yang mempunyai arti “roh dewa”.

Untuk menjaga dan mempertahankan kesaktian, para pemilik ilmu tersebut diwajibkan untuk melakukan beberapa rangkaian ritual tertentu. Salah satu di antaranya yaitu dengan berpuasa dari memakan daging, yang mereka lakukan secara rutin pada setiap tanggal 1 dan 15 per bulannya, dengan hitungan penanggalan Tiongkok.

Tradisi Ikipalin (Papua)

Tradisi Ikipalin adalah sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh suku Dani Lembah Baliem Papua dengan memotong jari tangan sendiri sebagai tanda dan ungkapan kesedihan saat ada anggota keluarga yang meninggal. Hal ini mereka lakukan dengan keyakinan untuk bisa mencegah bahaya dan malapetaka yang telah membuat nyawa seseorang hilang tidak terjadi kembali.

Dalam Prosesnya, tradisi Ikipalin ini dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis benda yang sangat tajam, misalnya pisau, sebuah kapak, pedang atau parang, dan lain-lain. Meskipun demikian, Seiring dengan mulai terbukanya pergaulan dan tingkat pengetahuan masyarakat Suku Dani, saat ini mulai sangat banyak orang-orang yang meninggalkan tradisi ini.

Tradisi Omed-omedan (Bali)

Tradisi Omed-omedan adalah tradisi unik masyarakat indonesia yang dilakukan oleh kaum muda-mudi daerah Banjar-Kaja, Desa Pakraman-Sesetan, Denpasar, khususnya saat menyambut Tahun Baru Caka. Bahkan, konon katanya bahwa tradisi ini sudah ada sejak abad-18 Masehi.

Uniknya lagi, Tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh mereka yang sudah menikah, ia hanya boleh dilakukan oleh para pemuda yang baru saja masuk perguruan tinggi, dan juga mereka yang belum pernah menikah. Bagi para pemudi yang sedang datang bulan, mereka tidak diperbolehkan ikut dalam tradisi ini.