7 Filosofi Orang Jawa

5
1276

Sebagai masyarakat yang kaya  dengan tradisi dan budaya, orang-orang Jawa memiliki keyakinan yang sampai sekarang masih dijadikan pedoman hidup. Jadi kita tidak heran kalau banyak orang Jawa memiliki karakter kuat bermasyarakat. Filosofi Jawa sangat terkenal dan penuh makna. Nah, kalau kamu orang Jawa, pasti merasa dan tahu juga kalau orang Jawa selalu konsisten dalam menjalani hidup. Di sini ada 7 filosofi orang Jawa, diantaranya yaitu:

1. Alon-Alon Asal Kelakon

Artinya pelan-pelan tidak papa yang penting selamat. Kata-kata ini kedengarannya sederhana, tapi filosofi ini memiliki maknya yang cukup mendalam. Filosofi ini mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam hal apapun. Tidak usah terburu-buru. Sebab ketergesaan menyebabkan tidak baik. Selain itu, terlalu serakah dalam menjalani hidup juga tidak diperkenankan.

2. Urip Iku Urup

Filosofi ini memiliki arti hidup itu harus menyala. Kita hidup di bumi secara beriringan. Mulai dari hewan, tumbuhan, dan sesama manusia. Maka dari itu, kita dinamakan mahkluk sosial, sebab saling membutuhkan. Filosofi ini mengajak kita untuk membantu orang disekitar kita. Kita harus memberi manfaat untuk makhluk disekitar kita. Dan budaya seperti ini cukup melekat di desa-desa masyarakat Jawa.

3. Ajining Diri Ono Ing Lathi, Ajining Raga Ana Ing Busana

Arti dari filosofi ini adalah kehormatan diri kita sendiri berasal dari lisan dan kehormatan raga kita berasal dari cara berpakaian. Bagi khalangan orang Jawa, cara kita berpakaian sudah menunjukkan kehormatan raga. Sedangkan cara kita omongan sudah menjadi cerminan diri kita seperti apa. Sebab banyak juga orang kalau omongan tinggi tapi tidak sesuai perbuatannya, akan mencelakakan dirinya sendiri. Nah hal yang semacam ini tidak termasuk dalam filosofi ini.

4. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman

Filosofi ini memberikan peringatan pada kita yang sebagai orang Jawa jangan Mudah heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut, dan jangan terlalu manja. Filosofi ini mengajarkan kita untuk selalu berikhtiar dan koreksi diri sendiri. Menjadi seseorang yang bisa menerima keadaan yang seperti apapun. Sehingga kita tidak akan membuat masalah buat diri kita sendiri dan orang lain. Sebab sebagai orang Jawa kita harus tegar dan kuat dalam menjalani hidup.

5. Sapa nandur Bakal Ngunduh

Filosofi ini sebenarnya memberi arti tentang karma. Bagi siapapun yang hidup di dunia, sekecil apapun perbuatan baik yang dilakukan seseorang akan mendapat balasan. Hal ini sudah menjadi pedoman hidup tersendiri bagi masyarakat Jawa. Maka dari itu berbuat baiklah kepada sesama makhluk, maka kamu sendiri yang akan mendapat manfaatnya. Seseorang yang berbuat baik kepada sesama, maka Tuhan akan memberikan kebaikan kepada diri kita sendiri.

6. Ngunduh Wohing Pakerti

Filosofi ini memiliki arti bahwa semua orang akan mendapat akibat dari perilakunya sendiri. Kita berbuat baik, maka suatu saat aka nada kebaikan yang menghampiri kita. Kita berbuat buruk, maka suatu saat ada yang membalas kejahatan kia sendiri. Jadi, kesimpulan dari filosofi ini adalah kita harus ingat dan berhari-hati dalam bertindak.

7. Becik Kethitik Ala Ketara

Filosofi yang satu ini memiliki arti kebaikan akan terlihat dan jelekpun kalau ditutup-tutupi akan nantinya terlihat juga. Jadi intinya semua perbuatan entah jelek ataupun baik akan telihat juga. Jadi kita tidak usah memamerkan kalau itu baik, dan juga tidak perlu menutup-nutupi kalaupun itu jelek.

7 filosofi diatas merupakan petuah dan ajaran dari leluhur dan banyak dari masyarakat setempat yang sudah terlupakan. Ada baiknya kita dari generasi muda memilih dan bisa mengamalkan pelajaran yang dapat kita petik dari filosofi Jawa tersebut.

5 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here