5 Karakteristik Tari Gambyong yang Wajib Kamu Tahu

0
1137

Tari Gambyong merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, lebih tepatnya Surakarta. Sampai sekarang tarian ini tetap lestari dan menjadi bagian masyarakat yang berbagai ragam. Tari ini bisanya dipentaskan pada acara  adat dan pagelaran kebudayaan yang dihadiri masyarakat luas. Biasanya tari ini dipakai untuk penyambutan tamu pada hajatan rakyat.

Menurut sejarahnya, Gambyong merupakan bentuk baru dari tari Tayub. Awalnya merupakan tarian tunggal, namun seiring dengan perkembangan zaman menjadi 3 sampai 5 orang penari. Awalnya tarian ini merupakan tari Tayub, yang digelar pada acara panen padi . Meskipun begitu, ada beberapa karakteristik yang membedakannya dengan tarian lainnya.

Karakteristik Tari Gambyong

Tari Gambyong memiliki ciri dan keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan tarian lainnya. Hal tersebut bisa dilihat dari gerakan, kostum, iringan gamelan, hingga fungsi dari tarian Gambyong. Tarian ini sering dilakukan pada acara penyambutan tamu. Berikut merupakan penjelasan dari karakteristik tarian ini.

Gerakan

Gerakan tarian Gambyong memiliki tiga macam gerakan. Gerakan awal atau maju beksan, gerakan utama atau beksan, dan gerakan penutup atau mundur beksan. Gerakan tarian ini menonjolkan pada keluwesan tangan, kaki, kepala, dan tubuh. Gerakan dasarnya berada pada kepala dan tangan ketika menari.

Tari Gambyong dilakukan sangat hati-hati dengan tempo yang pelan. Setiap gerakannya memiliki makna atau gambaran kecantikan wanita jawa. Dengan sorot mata penari yang tedung memandang jari jemari tangan sehingga menambah keanggunan dan kelembutan. Kaki penari mengikuti irama musik yang mengiringinya. Ekspresi wajah penari yang penuh dengan senyuman yang anggun ketika melakukan tarian ini.

Fungsi

Awalnya tarian Gambyong ketika rakyat hendak menanam padi. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini menjadi terkenal. Rakyat mulai melakukan pementasan tarian Gambyong untuk upacara adat atau acara rakyat. Kemudian masuk ke lingkungan keraton untuk acara penyambutan tamu kehormatan kerajaan.

Di daerah asalnya, tari Gambyong dipertunjukkan untuk acara pernikahan, khitanan, atau upacara adat lainnya. Tarian ini memiliki unsur lemah lembut yang menjadi gambaran perilaku masyarakat Jawa Tengah yang penuh dengan kesopanan dan kelembutan. Kelembutan inilah yang menjadi karakteristik tarian Gambyong.

Kostum Tari Gambyong

Kostum yang dipakai untuk menarikan tarian Gambyong adalah pakaian tradisional khas Jawa. Kostumnya terdiri atas kebaya dan kemben dengan bahu terbuka. Ditambah dengan kain batik yang sering disebut dengan jarit atau jarik. Dilengkapi dengan selendang yang diletakkan di bahu sebagai properti pelengkap.

Selendang tersebut akan sesekali dimainkan dengan cara dikibaskan dengan gerakan lembut. Sedangkan riasan wajah sesuai dandanan Jawa juga diberikan agar penari semakin terlihat cantik dan anggun ketika menarikan tari Gambyong. Untuk bagian rambut akan diberi sanggul  yang disesuaikan dengan kebudayaan Jawa.

Iringan gamelan

Hampir semua tarian tradisional memiliki iringan berupa musik. Begitu juga dengan tarian Gambyong yang memiliki iringan gamelan Jawa. Gamelan Jawa tersebut diantaranya gong, kendang, kenong, dan gambang. Alat musik utamanya berupa kendang. Tabuhannya bisa menjadi tempo dan ritme bagi penari sehingga memberikan suguhan yang indah. Selain itu, ada pula sinden yang menyanyikan langgam Jawa.

Inovasi Tarian Gambyong

Seiring dengan waktu, tari Gambyong akan terus berkembang karena banyak masyarakat yang mempelajari tarian ini. Bahkan tari ini sudah mengalami beberapa inovasi. Beberapa perkembangan tarian ini menghasilkan tarian lain. Misalnya Gambyong Ayun-Ayun, Gambyong Gambirsawit, Gambyong Mudatama, dan lain sebagainya. Meski mengalami berbagai macam perkembangan, tarian ini tetap memiliki ciri khas yang terus dipertahankan sampai sekarang.

Itulah beberapa informasi tentang salah satu tarian tradisional yaitu tari Gambyong. Informasi ini juga busa digunakan sebagai penambah wawasan tentang budaya bangsa. Sehingga menjadi acuan untuk selalu melestarikan dan mengapresiasi  semua budaya yang ada di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here